Aku terpekur disini, menatap tajam ke arah rumah hitam itu. "Kenapa jadi begini?", gumamku dalam hati. Cairan hangat dari mataku menyusup deras tanpa diundang. Aku baru saja berlari puluhan kilometer, menembus hutan rimba yang banyak singa dan serigala, penuh peluh. Agar dapat berdiri di tempat ini. Tapi semuanya tak bisa kuselamatkan satu pun. Rumah itu menghitam, terbakar tanpa sisa. Diujung hutan ini hanya ada satu yang tersisa, dokumen pembakaran lahan secara paksa.
KEMBALI KE ARTIKEL