Sebagai kepala negara, SBY memang telah berhasil menjadikan sosok Polisi negeri ini sebagai sosok yang kuat dengan berbagai fasilitas lengkap. Dan telah berhasil pula menjadikan Polisi negeri ini sebagai sosok teror bagi rakyat yang tengah sekarat dijerat tangan tangan keparat penguasa negeri. Polisi dengan berbekal peluru memburu rakyat yang dianggapnya menggangu keamanan dan kenyamanan penguasa termasuk pengusaha.
Walupun telah berkali kali aksi Polisi membantai rakyat , Presiden belum pernah mengambil sikap tegas apalagi marah melihat aparatnya semakin berpeliraku keparat. Bahkan SBY terkesan membiarkan para penegak hukum berseragam dan bersenjata itu semakin leluasa melakukan teror kepada rakyat. Dan akibatnya tragedi Mesuji pun terjadi sebagai kado manis dari Polisi kepada SBY.
Khusus tragedi Mesuji adalah bukti nyata sikap SBY memberi restu atas terjadinya pembataian rakyat. Pembubaran paksa yang menjadi judul kepolisian sebenarnya adalah pembunuhan paksa terhadap rakyat yang tengah tertindas. Tidak mungkin polisi sebagai bertindak sebagai aparat keparat kalau tidak ada restu dari sang penguasa negeri ini. Bukti nyatanya, sudah puluhan kali aparat polisi bertindak keparat membatai rakyat sampai sekarang belum tercatat dalam sejarah kepemimpinan SBY ( termasuk presiden terdahulunya ) ada Kapolri yang di copot sebagai bukti pertanggung jawaban.
Jadi kenapa SBY bungkam dalam kasus pembunuhan rakyat oleh aparat polisi ?, jawabannya ada pada diri SBY dan Polisi sendiri. * septyan.