Pertama sebelum ia menjadi koruptor , ia sudah lupa kalau jabatan itu adalah amanah bukan kesejahteraan. Ia telah lupa akan sumpah bersama kitab suci saat ia diberi jabatan.
Kedua sebelum ia menjadi koruptor, ia  sudah lupa kalau agama yang ia anut itu mengharamkan korupsi.
Ketiga sebelum ia menjadi koruptor, ia sudah lupa kalau setan itu adalah temannya tukang koruptor.
Dan setelah ia sukses menjadi koruptor sudah pasti kembali lupa.
Pertama lupa apa saja anggaran yang ia telah korupsi karena terlalu banyak anggaran yang ia korupsi
Kedua, dengan siapa ia melakukan korupsi, karena terlalu banyak yang terlibat
Ketiga sudah lupa berapa uang hasil korupsi ia dapat, karena sudah banyaknya uang yang ia tumpukan di berbagai tempat.
Ke-empat lupa berapa uang yang telah ia setorkan kepada para pengusaha dinegeri, karena banyaknya permintaan setoran.
Ke-lima lupa dengan partai mana ia berkolusi melakukan korupsi, karena banyaknya partai yang telah memberi jalan buat korupsi.
Ke-enam lupa terhadap KPK, Kejaksaan, Kepolisian dan pengadilan, karena banyaknya dari mereka yang telah ikut menikmati hasil korupsinya ( istilahnya oknum ) .
Ke-tujuh, lupa kalau trik setelah ditangkap ( setelah sengaja disembunyikan ) para koruptor pura pura lupa ingatan itu adalah sama dengan Gila.
Jadi wajarlah....kalau mereka lupa. * septyan.