Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Stop Beranggapan Bullying Itu Kenakalan Anak Biasa!

15 Februari 2020   17:27 Diperbarui: 15 Februari 2020   17:56 280 2
Oleh : Septi Ambar

Mencegah bullying itu tentang bagaimana menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman, saling menghargai satu dengan yang lain. Saling hormat menghormati, jika seluruh lapisan masyarakat tidak menyadari dan memahami tentang dampak yang ditimbulkan akan berimbas kepada banyak pihak. Tidak hanya korban saja, atau pelaku saja, atau saksi saja tetapi semua yang terlibat baik secara langsung atau tidak.

Anggapan bullying adalah kenakalan biasa dan iseng sungguh sangat melukai hati masyarakat yang peduli dengan bullying. Tidak seharusnya ada statment seperti menganggap bullying adalah hal lumrah. Seperti berita yang hari ini terpampang pada halaman sebuah surat kabar. Pihak sekolah yang harapannya bisa menjembatani kasus bullying yang terjadi, justru mengeluarkan statement yang sangat miris, "Hanya iseng saja!"
Padahal jika dilihat dari video yang viral beredar di semua lini sosial media, sangat jelas si korban yang menurut sumber berita adalah anak berkebutuhan khusus diperlakukan sangat kasar dan tidak manusiawi.

Harusnya sebagai pihak yang diharapkan mampu memberikan solusi justru malah melukai rasa kemanusiaan.

Janganlah anggap remeh tentang perilaku bullying. Hal itu nyata, fakta dan jelas dampaknya!

Paradigma masyarakat kita yang masih menganggap bahwa bullying adalah sesuatu yang wajar merupakan bentuk keprihatinan.
Isu bullying di beberapa negara menjadi isu hangat dan urgent untuk segera di atasi. Seluruh lapisan masyarakat bahu membahu mencegah terjadinya bullying di negara mereka.

Berbeda! Di negeri tercinta kita ini justru semakin hari semakin banyak kasus bullying. Tidak hanya yang viral di sosial media saja, bahkan yang tidak terendus publik pun sangat banyak.

Upaya pemerintah kita memang sudah ada bentuknya, sepeti anjuran penerapan kurikulum anti bullying, sekolah ramah anak, atau program sejenisnya. Hanya saja hal tersebut masih dalam tatanan wacana, toh jika sudah dipraktekan masih sangat jauh dari harapan.
Perlu dan sangat perlu untuk mencari formula yang tepat untuk mengatasi permasalah yang serius ini.

Bentuk usaha untuk mencegah bullying ini semisal dibuat sebuah sistem atau formula yang bisa menciptakan suasana yang akrab saling menyayangi antar teman dan menghargai.

Jelas!
Ini PR juga buat kita sebenarnya, sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat. Pada kenyataannya banyak contoh nyata sebuah sekolah yang sudah menerapkan kurikulum anti Bullying yang hebat tapi tetap saja dalam prakteknya jauh dari harapan. Para pelaku kebijakan ini masih belum bisa mempraktekan dan meresapi apa yang menjadi tujuan kurikulum dibuat.

Sungguh,
Kasus bullying tidak bisa hanya diselesaikan satu dua tiga pihak saja tetapi seluruh lapisan masyarakat. Terutama merubah mindset dan paradigma masyarakat bahwa mengaggap bullying itu sesuatu yang lumrah.

Kemudian,
jika ada pertanyaan kalau kasus bullying sudah terlanjur terjadi hukuman apa yang pas yang bisa membuat semua yang terlibat jera?

Menurut saya,
Beri hukuman yang mendidik.
Hukuman yang mendidik bisa dilakukan dengan mengajak semua yang terlibat bullying untuk bisa saling bantu. Realnya misal pelaku dan korban dihukum untuk setiap hari bersama, duduk bareng, atau apa saja yang melibatkan aktifitas mereka secara bersama. Ajarkan mereka untuk bisa saling menghargai, menyayangi, saling menolong, dan peka terhadap kondisi orang lain.

Tentu,
Cara ini bisa berhasil seandainya ortu mendukung, sekolah mendukung dan semua yang menyaksikan mendukung. Tidak ada lagi orang tua yang kemudian cuek dan tidak peduli, orang tua yang reaktif dan baper, orang tua yang mengedepankan emosi tanpa ada solusi yang baik. Bukan saja akan menambah masalah semakin panjang, juga akan semakin melebar dan justru merugikan banyak pihak.

Lalu?
Mulai sekarang Ayuk bergandengan tangan siapapun yang peduli bullying. Mulailah kita belajar membuka mata untuk lebih paham apa itu bullying, jenis bullying, dampak bullying dan terpenting bagaimana mengajarkan anak kita untuk bisa melawan bullying.

Dan yang terakhir,
Bullying itu seperti lingkaran syetan, yang bisa kita lakukan dan usahakan  adalah dengan mencegahnya. Mulai darimana? Dari kesadaran diri sendiri, kesadaran kita sebagai orang tua, pendidik, dan warga masyarakat.

Harapannya,
Semoga bisa ada langkah solutif tentang kasus bullying yang terjadi dimanapun baik dari pihak sekolah, keluarga dan semua pihak yang berwenang.
Mari kita dukung denga terus berisik menyuarakan bahwa bullying itu sesuatu yang serius!!!


Jogja, 14 Februari 2020
@komunitasibupedulibullying

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun