Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Anak Rentan Usia Galau

3 Desember 2011   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 59 0

Satu, dua, tiga dan entah berapa yang terbuang. Kamu di sisi kanan, dan aku di kiri. Duduk, saling diam, aku menunggu kamu melontarkan entah kata yang mungkin memulai atau mengakhiri, dan mungkin kamu juga. Dinding-dinding berpropaganda menggoda jam yang sedari tadi menghitung, menunggu, menjadi wasit kita. Segelas soda di depanmu, segelas soda di depanku, saling bertaruh. Aku mencuri pandang sebentar, wajahmu datar, biasa saja, tampak terlalu biasa. Pikiranku mengajak berdansa ke sana-kemari. Aku mencuri pandang lagi, dan masih tampak sama. Dan pikiranku terus mengajak berdansa lagi, aku ikuti, ke kanan, ke kiri, lalu lebih larut, terbawa, aku lari, lari, lalu terbang, terbang, tinggi, itu bulan, di bulan ada kamu, kamu yang duduk di sisi kanan, semakin mendekati kamu, lalu jatuh.Kembali ke sisi kiri. Jam di dinding itu mengatakan sudah empat terbuang. Aku semakin tercekat, sesak, otakku pepat, aku harus bicara, ayo satu, aku takut, ayu dua, ayo tigaaaaaaaaaa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun