Dimulai dari menara baunya terasa
Titik-titik yang isinya cuma sama
Aku sudah bosan menebak karena selalu tepat
Setiap dari kita adalah pemakan bangkai
Setiap dari kita adalah ancaman
Berpotensi ledakan seperti rudal Hizbullah
ataupun menusuk seperti pedang Ali
Tidak perlu membantah untuk membelokkan kalkulasi
Karena setiap skema sudah aku analisa
Segala macam akidah sudah aku cerna
Ku telan mentah mentah disetiap perjalanan
dan tak terasa kini sudah terlalu jauh
Tak perlu besembunyi untuk mengatakan bahwa itu benar
Masing masing dari kalian adalah kanibal yang sopan
Dimulai dari menggerogoti jari hingga ke mata kaki
Perlukah bagiku menyebut diri "para pencari kenyamanan"
Segala surat rakitan yang kini menjadi instan
Segala simbol aturan yang kini menjadi hiasan
Maka ketahuilah,
Masing masing dari kita adalah hidangan sehari-hari
Bagi mereka yang menguasai jalan cerita
Bagi mereka yang duduk dan rapi
Untuk kursi mewah yang baunya semerbak
Aku putuskan untuk mengkritik di dalam rima
Cobalah kalian cerna tanpa sambil bersenggama
Aku mungkin bukan pujangga
Aku hanya bayi yang terlahir tanpa celana
Tapi aku sudah pernah makan aspal
Bukan hanya menyemir sepatu
Maka tidakkah ada rasa iba
Untuk kami yang menyajikan sesajen dari keringat kami
Karena satu tetes air susu itu berasa satu liter
Maka berhentilah tertawa
Setidaknya untuk mengetahui bahwa kami ada
Dan bila aku harus dihukum karena lancang menyusun kata
Aku tidak pernah menyesal bahkan untuk sebuah penjara