Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Menatap Masa Depan

14 November 2014   03:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:51 23 0
rintik air yang turun dari langit bagai cambuk yang mencabik

meringkik kesakitan berbenturan dengan seng-seng berkarat atap rumah

malam semakin larut meninggalkan senja termangu digilas waktu

berlalu bagai gendang bertalu

dikaki bukit ku semayamkan diri, menghindari kebisingan kota yang menderu seolah selalu terjaga

termangu aku menatap kelam malam, tanpa bintang tanpa bulan, gelap. hanya sedikit terang dari kejauhan.

ragu...

apakah masa depanku begitu...?

setelah beribu-ribu waktu berlalu tak kutemui juga asa tuk berlabuh

bagai pengembara tak tau arah.

diam ku termangu, hanya berserah pada Tuhanku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun