Sengaja aku nggak memasukkan cerita ini ke kanal fiksi karena ini adalah kisah nyata hidup aku. Sedangkan judul di atas, sama sekali aku merasa tak terbebani. Sebab bukan tentang rendah atau tingginya penilaian tentang kata “Pembantu”, namun yang penting, aku lebih menghargai bagaimana aku pernah melewati ujian hidupku yang kurasakan begitu sangat suliiiiiiiiiiit. Dari kejujuran aku yang akan bercerita tentang kisah nyataku ini, semoga bisa jadi teguran keras untuk diriku sendiri agar senantiasa bisa menghargai orang lain tanpa memandang status apa-apa. Toh, aku pernah mengalami hal yang seperti cerita berikut ini…