Neon Tokyo berdenyut-denyut. Gedung kaca mencakar langit, hologram iklan melintas sesekali, dan kerumunan manusia berpakaian nyentrik berbaur dengan avatar digital. Di tengah hiruk-pikuk ini, Ray, seorang hacker muda berambut pirang acak-acakan, berlari dengan tas ransel di punggungnya. Keringat membasahi pelipisnya, earphone menancap di telinga, memompa musik techno yang kencang.
KEMBALI KE ARTIKEL