Hawa dingin menusuk relung kamar, menerobos kain kebaya tipis yang dikenakan Ibu. Lampu minyak temaram menerangi ruangan mungil ini, menari-nari mengikuti hembusan angin yang sesekali menerpa gorden usang. Di sampingku, Ibu duduk dengan tenang, jemarinya yang kurus cekatan menari-nari di atas kain putih, menyulapnya perlahan menjadi sebuah renda yang rumit dan indah.
KEMBALI KE ARTIKEL