Tidak juga mengalaskan pelana di punggung kuda melainkan bahan anyaman yang dilipat-lipat sehingga cukup 'layak dan nyaman' dijadikan alas. Saya membayangkan, kemungkinan di zaman dulu fungsi pelana digunakan kain-kain adat hasil tenunan. Sejauh ini saya belum menemukan dokumen tertulis maupun foto/gambar yang mengkonfirmasinya, tetapi khususnya dalam ritual
hus memiliki alasan logis lantaran menjadi bagian dari atribut penghias.
KEMBALI KE ARTIKEL