Jakarta! Sejak awal 1990-an saya mulai kenal kota metropolitan ini. Setelah itu, setiap tahun saya setidaknya 2-3 kali berkunjung. Karena itu, ikut merasakan macetnya, banjirnya, kesamrawutan lalulintasnya, kotor dan baunya sungai-sungai yang penuh sampah hingga airnya bewarna hitam kental. Seperti lalulintas yang macet, air sungainya juga macet. Polusi menjadi catatan buruk parmanen sebagai satu diantara kota-kota dengan tingkat polusi tertinggi dunia. Kejahatan marak dan menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat. Bahkan saya juga pernah mengalami kecopetan. Para preman lebih berkuasa daripada aparat. Itulah gambaran pekat Jakarta, dibalik kegemerlapan dan godaan hidup sukses yang menjanjikan.
KEMBALI KE ARTIKEL