Dari segi bisnis tentu menggiurkan. Sebab, berdasarkan pengamatan, lebih banyak pengguna jasa memaksudkan “hasil survei” sebagai alat membentuk, bahkan menggiring opini. Dalam hal ini, survei politik (surpol) sama sekali jauh dari kriteria metode ilmiah sebab hasil akhirnya sudah terlebih dahulu ada, barulah survei dilakukan. Survei politik (surpol) bukan diperuntukan bagi pengambilan keputusan, sebaliknya keputusan sudah terlebih dahulu dibuat. Karenanya survei “harus bisa” membenarkan keputusan. Boleh dikatakan, surpol adalah “teknik mobilisasi data untuk mendukung keputusan yang sudah dibuat.” Canggih, bukan?
KEMBALI KE ARTIKEL