Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Suatu Ketika Selepas Senja

21 September 2013   19:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:35 128 0
Dari atas bukit ini, langit tampak menyajikan lukisan yang begitu mempesona. Gumpala-gupalan awan sewarna emas bergelantungan seolah membentuk dimensi asing. Sebuah dimensi khayalan yang begitu menakjubkan. Ruang-ruang kosong diantara gumpalan-gumlan awan itu terisi oleh garis-garis cahaya yang tercipta dari cahaya matahari. Sementara angin yang bertiup pelan membuat awan-awan yang tadinya diam serentak bergerak perlahan. Dimensi asing kembali tercipta dan berbeda dari dimensi yang sebelumnnya. Garis-garis cahaya tampak dominan mengisi ruang-ruang kosong. Cahaya matahari yang tadinya kekuning-kuningan perlahan berubah kemerahan. Pemandangan semakin menakjubkan. Khayalanku semakin terbang.

Diatas bukit ini aku tak duduk sendirian menikmati senja. Seorang wanitaberwajah mempesona duduk di sampingku. Namun sejak setengah jam yang lalu, kata-kata sudah absen diantara kita. Hanya suara ludah tertelan serta batuk-batuk kecil yang keluar dari kita. Bagi kita saat ini, menjerat senja dengan diam memang lebih baik daripada harus membenani otak untuk mencari jalan keluar dari persoalan cinta yang melilit kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun