Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Becoming a Global Worker & Citizen

27 Maret 2015   09:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 19 0
Perubahan peta ekonomi global mengakibatkan pergeseran besar pada peta ketenagakerjaan dunia. Sepuluh tahun lalu, sulit dibayangkan kalau Dubai—salah satu anggota Emirat Arab yang sedang-sedang saja—menjelma magnet industry property dan turisme global. Inovasi, kreativitas, dan keberanian mereka berhasil memperpanjang garis pantai menjadi hampir 2 x lipat. Ini punya makna besar untuk negara yang didominasi gurun tandus.

Siapa pula yang menyangka kalau Macau berkembang sedramatis empat tahun terakhir ini sebagai pusat gaming dan tourism industry di Asia dan di dunia. Hampir seluruh pemain utama gaming industry Amerika Serikat membuka cabang di Macau dan Taipa. Seringkali 'cabang' mereka lebih besar di Macau daripada di negara asal.

Bagaimana dengan negara-negara Eropa Tengah dan Timur yang kosong ditinggal penduduk usia produktif untuk pindah kerja di Eropa Barat? Potensi ini diisi oleh tenaga kerja Asia, terutama China, India, dan Pakistan. Contoh lain adalah Australia, yang tingkat pertumbuhan penduduk naturalnya tidak bisa memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja akibat desakan pertumbuhan ekonomi.

Ready or Not? Change is the New Normality…

Tanpa mempedulikan kesadaran dan kesiapan kita, dunia telah berubah dan akan terus berubah. Kekhawatiran akan perubahan dan dampaknya selalu ada. Kita sudah menyaksikan kenaikan harga minyak dunia. Belum lagi global warming, ancaman terorisme, dan seterusnya. Apa pun tantangannya, sungguh menarik dan beruntung untuk hidup pada zaman ini. What do you think?

Apakah kita masih berpendapat kalau kesempatan berkarya cuma di negeri sendiri? Apakah kita termasuk orang yang panik dengan masuknya tenaga kerja asing menduduki posisi-posisi kunci di perusahaan tempat kita kerja? Apakah kepedulian akan karier kita hanya berujung pada penolakan segala hal yang bukan 'dari' atau 'di' Indonesia?

Swing-out Sister: Where in the World Must I Go to Find You?

Daripada pusing memikirkan peluang kerja yang diambil orang asing, kenapa kita tidak coba untuk mengambil peluang tersebut? Kenapa kita menutup mata terhadap peluang bekerja di mancanegara? Memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Sekali lagi, semua tergantung cara pandang kita atas segala hal. Ingat, pilihan selalu ada saat kita meyakini memang ada pilihan.

Bayangkan Macau dengan 150.000 pekerjaan yang ditawarkan hingga 2011, namun hanya memiliki kurang dari 10.000 penduduk untuk mengisinya. Pikirkan juga ratusan ribu bahkan jutaan pekerjaan di negara-negara Eropa Timur, Australia, dan Timur Tengah. Kalau 1/10—1/8 populasi Filipina kerja di luar negeri, jumlah tenaga kerja Indonesia kurang dari 1/200-nya. Ini juga didominasi oleh tenaga kerja unskilled.

Know 'The Why' and the Rest will Follow

Mau tahu caranya? Semua bermula dari cara pandang kita. Cara pandang atas segalanya. Coba cari tahu lebih banyak soal peluang berkarier di mancanegara. Tentukan sasaran. Dimana? Kapan? Dan, ini yang paling penting… cari tahu 'kenapa' nya? Pemahaman mendalam atas 'the why' akan memberikan guidance dan energy untuk memperoleh hal-hal yang menurut kita penting dalam hidup.

Sudah tahu dan memahami passions kita? Kalau hanya bisa menyebut alasannya karena uang atau aksesori karier lain (seperti jabatan, gelar, dll), coba cari alasan lain yang lebih essential dan bermakna. Uang hanya akan membuat kita berpikir jangka pendek dan melupakan pertimbangan strategis. Renungi hal-hal yang memang really, really, really important for you. Focus on quality of life, contribution to the world, stewardship to the community! Okay?

Terakhir, persiapan dimulai dari sekarang! Di samping yang sangat lazim, seperti bahasa dan skill-skill tertentu, persiapkan juga mentalitas dan network.

I’m a Citizen of the World!

Dunia adalah rumah bagi seluruh manusia. Berkarier di mancanegara adalah peluang bagi semua yang mau. Go global and be a citizen of the world!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun