Mas Bagong segera mondar-mandir disaentero pasar....matanya membualat mencari sesuatu...masih terlalu sepi...bakul-bakul belum banyak tampak...padahal ini sudah kelewat siang....suara itu makin sering terdengar, gemuruhnya menggelisahkan banyak orang disekitarnya..."ha itu dia...." teriak Mas Bagong...tubuhnya segera berguling menuju sesuatu yang sudah sangat ditunggunya. Seorang laki-laki dengan pikulannya, membawa sekuali besar bumbu...yah penjual sate itu...benar-benar dinantinya.
usut punya usut suara itu dari perut Mas Bagong..ketika perut manusia normal mengisyaratkan lapar dengan istilah keroncongan, maka perutnya mengisyaratkan dengan gemuruh yang sangat keras. Laparnya Bagong adalah mewakili laparnya sekian ribu manusia lainnya. sehingga dalam banyak cerita, ia digambarkan sebagai orang yang selalu makan, tapi tidak pernah kenyang, karena sejatinya ia "makan" untuk orang lain yang kenyang...
" Mas satenya ya..?"pesannya begitu bakul sate itu mendekat
" Nggih, berapa Mas?"
"5 porsi, sekalian dawetnya juga 5 porsi"
"Lha apa habis sampeyan?" tanya si bakul kurang percaya tapi diam-diam tetep ia siapkan pesanan Bagong.
"Habis"
"Mangga satenya, dirahabi, minuman menyusul"
"wah, enak ini, bumbunya enak juga....tapi kok dagingnya tipis-tipis, sate apa to mas?"
"Sate jaran (kuda)"
"Lha kok tipis-tipis gini irisannya?"
"Biar ga alot, kan sate jaran"
"Ooooh..lha kok tetep alot banget, jaran apa ini, jaran balap apa jaran apa?"
"Jaran KEPANG mas"...
"Oooohh..pantes..dan dengan "Cukup" sedikit menata pencernaannya mas Bagong tetap menelan "sate jaran kepang" itu.
"lhoh kok tetep dihabiskan Mas?
"Saya tadi pesene sate ke sampeyan ga tanya dulu sate apa, langsung pesen 5 porsi, ditanya apa habis 5 porsi saya jawab habis... masak hanya gara-gara tidak sesuai keinginan perut, terus saya melu-melu mbohongi sampeyan. Kalaupun sampeyan apus -apus (bohong), wujude sate tapi jebul kepang bakar, ya muga-muga adile sing kuasa sing bakal kelakon..."
Nalikane ngelih agawe cluthak
Lan cluthak nutup panetran ira
mungguh pranawa ing kapti, wutaa tan ilang kiblat
amarga kiblat siji iku sing utomo
Umpama mangsa kemangsan iku dadi jalaran
Dadiyo marang kamulyan.....)
(Kadang lapar membuat orang menjadikan orang rakus,
rakus seringkali mebutakan mata akan obyek
Tapi dalam kepekaan batin, buta bukan berarti tanpa arah
karena arah dari hidup harus ke- Yang Satu itu
Maka jika makan dan di'makan' bisa jadi penyebab
pilihlah jalan kemuliaan....) (Mas Bagong berlalu sambil berdendang dengan paraunya)
Jaran Kepang : adalah kuda yang terbuat dari anyaman bambu, yang biasa dipakai sebagai alat kesenian kuda lumping, jathilan dsb.
Purworejo, 11 Maret 2014