Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sate Jaran

11 Maret 2014   23:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 86 0
Suatu ketika Mas Bagong mendapat perintah dari Rama Semar untuk membeli kuali baru di pasar. Dengan senyum ceria Mas Bagong, dengan bibir lebarnya tak mampu menolak perintah ayahandanya, bahkan badan bulatnya segera berlenggok menuju pasar. dari kejauhan tampak seperti bola raksasa yang menggelinding menuruni bukit. Bola hitam emas karena tertimpa cahaya matahari pagi. Kabut tipis menyelimuti pasar diujung perkampugan itu. Mas Bagong rehat sejenak, sembari mengusap keringat. Ia memang selalu berkeringat bahkan saat orang-orang merasa dingin. Tiba-tiba ia dikejutkan suara gemuruh hebat, mata bulatnya kian membelalak. Ia kenal betul suara itu berikut asal muasalnya. Ia tau betul apa yang akan terjadi ketika suara itu muncul....

Mas Bagong segera mondar-mandir disaentero pasar....matanya membualat mencari sesuatu...masih terlalu sepi...bakul-bakul belum banyak tampak...padahal ini sudah kelewat siang....suara itu makin sering terdengar, gemuruhnya menggelisahkan banyak orang disekitarnya..."ha itu dia...." teriak Mas Bagong...tubuhnya segera berguling menuju sesuatu yang sudah sangat ditunggunya. Seorang laki-laki dengan pikulannya, membawa sekuali besar bumbu...yah penjual sate itu...benar-benar dinantinya.

usut punya usut suara itu dari perut Mas Bagong..ketika perut manusia normal mengisyaratkan lapar dengan istilah keroncongan, maka perutnya mengisyaratkan dengan gemuruh yang sangat keras. Laparnya Bagong adalah mewakili laparnya sekian ribu manusia lainnya. sehingga dalam banyak cerita, ia digambarkan sebagai orang yang selalu makan, tapi tidak pernah kenyang, karena sejatinya ia "makan" untuk orang lain yang kenyang...

" Mas satenya ya..?"pesannya begitu bakul sate itu mendekat

" Nggih, berapa Mas?"

"5 porsi, sekalian dawetnya juga 5 porsi"

"Lha apa habis sampeyan?" tanya si bakul kurang percaya tapi diam-diam tetep ia siapkan pesanan Bagong.

"Habis"

"Mangga satenya, dirahabi, minuman menyusul"

"wah, enak ini, bumbunya enak juga....tapi kok dagingnya tipis-tipis, sate apa to mas?"

"Sate jaran (kuda)"

"Lha kok tipis-tipis gini irisannya?"

"Biar ga alot, kan sate jaran"

"Ooooh..lha kok tetep alot banget, jaran apa ini, jaran balap apa jaran apa?"

"Jaran KEPANG mas"...

"Oooohh..pantes..dan dengan "Cukup" sedikit menata pencernaannya mas Bagong tetap menelan "sate jaran kepang" itu.

"lhoh kok tetep dihabiskan Mas?

"Saya tadi pesene sate ke sampeyan ga tanya dulu sate apa, langsung pesen 5 porsi, ditanya apa habis 5 porsi saya jawab habis... masak hanya gara-gara tidak sesuai keinginan perut, terus saya melu-melu mbohongi sampeyan. Kalaupun sampeyan apus -apus (bohong), wujude sate tapi jebul kepang bakar, ya muga-muga adile sing kuasa sing bakal kelakon..."

Nalikane ngelih agawe cluthak

Lan cluthak nutup panetran ira

mungguh pranawa ing kapti, wutaa tan ilang kiblat

amarga kiblat siji iku sing utomo

Umpama mangsa kemangsan iku dadi jalaran

Dadiyo marang kamulyan.....)





(Kadang lapar membuat orang menjadikan orang rakus,

rakus seringkali mebutakan mata akan obyek

Tapi dalam kepekaan batin, buta bukan berarti tanpa arah

karena arah dari hidup harus ke- Yang Satu itu

Maka jika makan dan di'makan' bisa jadi penyebab

pilihlah jalan kemuliaan....) (Mas Bagong berlalu sambil berdendang dengan paraunya)

Jaran Kepang : adalah kuda yang terbuat dari anyaman bambu, yang  biasa dipakai sebagai alat kesenian kuda lumping, jathilan dsb.

Purworejo, 11 Maret 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun