datang membawa iba
kubalas mendekapmu dengan tuba
yang tak kan pernah sanggup kau eja di nalarmu
kuserahkan seluruh aku
pada kedalaman jiwamu
tanpa syarat tanpa sekat
tentang kamu
memelukku dalam doadoa malam
kubalas dengan ketabahan paling nyeri
meski adamu bahagia
hadirmu itu kelukaan  yang kunikmati
bersama pahitnya secangkir kopi
di persimpangan senja dan kelam
tentang kamu
cintai saja aku
apa adaku
tanpa sekeranjang rindu
yang menjadi usang di hadapku
tak perlu kau tulis ribuan puisi
tuk ungkap isi hatimu
telah kucukupkan cintamu
di sekujur nafasku
:kau mengerti saja
cintaku padamu
mencandu darahku
*Parakan 4:4:24
Perempuan Kopi