Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

[Resensi Buku] Cinta dan Tragedi Sinila yang Tragis

8 November 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25 1275 3

Cinta sejati  tetap bertahta meski tragedi menimpa

Kisah cinta, selalu menarik untuk di tuliskan, dalam bentuk puisi, syair lagu, cerpen ataupun novel. Kisah cinta yang romantis, berbunga-bunga ataupun yang tragis sekalipun sangatlah nikmat menjadi santapan bagi para pembacanya.

Begitu juga kisah cinta nan manis berbalut tragedi yang disuguhkan dengan apik oleh novelis El Saman Ayashi, Rz dalam bukunya Sinila. Berlatar belakang pegunungan Dieng yang dingin itulah kisah cinta indah namun menyayat hati antara pemuda miskin yang tidak mengenal bangku sekolah sama sekali dengan Mardiana putri seorang hartawan di desa terpencil di kaki Gunung Dieng di paparkan dengan apik oleh penulis.

Di halaman awal buku ada sedikit ulasan tentang daerah yang mempunyai keindahan pemandangan dan mempunyai nilai sejarah tinggi dengan adanya candi dan juga kawah-kawah yang tersebar di sana. Adapun kisah diawali dengan cerita seorang perempuan Indonesia bernama Sri Sumartini yang kedatangan tamu 3 gadis Italia yang tertarik dengan cerita tentang kawasan Dieng yang baru saja mendapat musibah dengan meledaknya Kawah Sinila dan menyebarkan gas beracun. Tragedi yang terjadi hari selasa 20 Februari 1979 itu memang merupakan musibah nasional, 149 jiwa yang tercatat sebagai penduduk desa Kepucukan, melayang karena menghisap gas beracun, CO2.

Dan kisah cinta antara Wagino, pemuda pincang dan buruk rupa dengan Mardiana yang cantik dan baik hati, anak seorang juragan kaya raya yang kebetulan majikan Wagino dikemas dengan manis meski terselip kedukaan tatkala cinta mereka mendapatkan tentangan dari sang juragan, Subandi, ayah Mardiana.

Meski hampir mirip dengan kisah cinta Romeo dan Juliet, namun cerita cinta antara Wagino dan Mardiana ini terasa menyentuh dengan banyaknya batu sandungan bagi cinta mereka berdua. Peristiwa demi peristiwa menyakitkan ternyata tak mampu memisahkan jalinan cinta keduanya. Meski pada akhirnya cerita cinta mereka berakhir prahara, namun bukan karena cinta mereka tak menyatu, namun karena bencana Sinila yang menghantarkan mereka berdua pada keabadian cinta, yaitu kematian setelah penyatuan raga mereka di dunia.

Sinila, novel dengan 168 halaman dan di terbitkan oleh Penerbit PT Elek Media Komputindo  ini sungguh enak dinikmati, beruntung saya mengenal daerah Dieng dengan baik, jadi tatkala membaca kisah cinta Wagino-Mardiana dengan latar belakang kesejukan dan keindahan alam Dieng, saya serasa terlibat dalam alurnya.

Kang Wagino,

sejatine dunyo di gawek kanggo nandang wuyung

Sabarono lan jejek marep

Dunyo ono amargo roso tresno

Semono ugo aku, tansah ngugemi janji marang Kakang

Tresnoku ra ono liyo, mung kang Wagino

Kanti tumetesing getih akhir

Kanti KatresnanKang Agung

Mardiana

Wahai pujaan hatiku

Sejatinya, dunia dicipta untuk para pecinta

maka sabar dan tegaklah dalam menghadapi deritanya

Dunia ada karena cinta

Begitu juga aku, akan selalu memegang janji cinta untukmu

Cinta ini tak bercabang

Hanya engkau saja

Sampai menetesnya darah terakhir

Dengan agungnya cinta

Mardiana

Penggalan surat Mardiana buat kekasihnya Wagino yang sangat menyentuh jiwa, Salut buat El Salman Ayashi,Rz sang penulis.

Judul Novel : Sinila

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Tahun Terbit : 2013

ilustrasi gambar : selsa

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun