Gerimis merinai sejak sore tadi, hingga malam ini gemericiknya makin mensunyikan kelam. Rupanya langit sedang berbaik hati mengguyur tanah harapan dengan cintanya. Seakan ingin menuntaskan rindu setelah seratus hari bumi meranggas dalam kemarau. Bisa aku bayangkan esok pagi, akan aku temui binar mata petani bertopi caping yang setiap pagi melewati beranda rumahku. Senyum tentu akan mengembang di wajah yang semakin menua itu. Dan sapanya akan seteduh jiwanya yang mengharap benih yang kemarin ia tanam itu menyubur. Ah.... petani itu, kadang membuat aku merasa kangen pada masa lalu. Di mana masa kecil penuh gelak tak terbatas cuaca.
KEMBALI KE ARTIKEL