Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Ibuku Buruh Tani (Selamat Hari Ibu)

21 Desember 2012   09:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:15 873 23
Gerimis merinai sejak sore tadi, hingga malam ini gemericiknya makin mensunyikan kelam. Rupanya langit sedang berbaik hati mengguyur tanah harapan dengan cintanya. Seakan ingin menuntaskan rindu setelah seratus hari bumi meranggas dalam kemarau. Bisa aku bayangkan esok pagi, akan aku temui binar mata petani bertopi caping yang setiap pagi melewati beranda rumahku. Senyum tentu akan mengembang di wajah yang semakin menua itu. Dan sapanya akan seteduh jiwanya yang mengharap benih yang kemarin ia tanam itu menyubur. Ah.... petani itu, kadang membuat aku merasa kangen pada masa lalu. Di mana masa kecil penuh gelak tak terbatas cuaca.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun