perempuan dalam gurat yang kian menua
kecantikan yang tak pudar oleh waktu
nanar matanya tajam meski sayu agak memburam sudah
sejumput rindu bergelayut di sudut kelopaknya
menanti sebuah pelukan abadi Sang Empunya
perempuan dalam langkah yang kian tertatih
dengan kaki telanjang perlahan menjejak tanah basah
anggunnya masih tergambar di setiap geraknya
meski tak sama tegap tatkala ia masih berjuluk tembang desa
perempuan senja penunggu kereta kencana
sekantong bekal tangah ia persiapkan
dalam genggaman tangan yang makin kaku berbalut keriput
matanya kembali lurus menajam
saat seberkas sinar mendekatinya
songsong ia dalam perjalanan pulang
pada kedamaian yang lama telah dinanti
*puri kencana, 2 5 14
ilustrasi gambar : Yustinus WK