Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Indonesia Banyak Pengangguran Kalau Semua Pemimpin Baperan

15 Maret 2023   16:29 Diperbarui: 15 Maret 2023   17:32 569 0
Lagi rame di Twitter karena polah Ridwan Kamil 'ngadu' institusi tempat seorang guru honorer bekerja karena sekalimat pertanyaan. 'Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil?'.

Kira-kira kalau pakai di Jawa Tengah jadi begini, 'dalam zoom ini, sampean jadi gubernur ato kader partai ato pribadi?'. Mohon koreksi kalau keliru.

Maksud saya, sebenarnya kalimat itu mungkin ditulis karena individu tersebut merasa Kang Emil bisa menerimanya. Sebab selama ini framing-nya di medsos adalah pemimpin yang santuy.

Tapi malang nasib Sabil Fadilah, karena akhirnya harus menerima pemecatan dari tempatnya bekerja. Soalnya si Empunya konten yang dikomen oleh Sabil itu, 'ngadu' ke akun institusi kerjanya.

Dalam kasus ini, Sabil menuai banyak simpati dari netizen. Banyak yang membela karena menurut warganet, yang dilontarkan guru honorer ini tidaklah kasar dan sangat wajar.

Konteks pertanyaannya adalah karena Kang Emil pakai jas berwarna kuning saat memberikan hadiah ke siswa SMP yang belakangan juga viral dengan aksi solidaritasnya.

Memang kurang etis seorang guru, menulis komentar bernada politis. Tapi kembali lagi, munculnya pertanyaan itu adalah rasa penasaran dari sang guru. Khawatir ada udang di balik batu. Mungkin.

Kalau saya sendiri menilai, sebenarnya komentar itu biasa saja. Pun kalau si guru menggunakan kata 'maneh' yang dianggap kasar, tergantung pada sudut pandangnya aja. Kecuali saat Kang Emil tersinggung itu memang lagi lelah banget dan butuh apresiasi, eh malah dapat komentar ga enak. ehehehe

Kang Emil, atau mungkin admin di balik 'aduan' ke institusi sekolahnya, mungkin lupa kalau selama ini sudah mengerjakan framing gubernur santuy. Makanya malah blunder.

Mantan walikota Bandung itu mungkin bisa belajar ke Ganjar. Ya soalnya beliau kan sering kena julukan pemimpin medsos. Soalnya sejak duduk di Senayan sana, politisi PDI Perjuangan ini sudah aktif main medsos dan hobinya diterusin saat memimpin Jateng.

Artinya sudah lebih dari sepuluh tahun Ganjar aktif main medsos, dari jaman Mark Zuckerberg belum kawin sampai sekarang dia punya dua anak. Bahkan dari jaman Twitter masih pakai RT (yang tau-tau aja) dan terbatas 140 karakter, sampai sekarang ada Instagram dan Tiktok.

Ganjar sudah khatam asam garam dunia maya. Makian, sambatan alias curhatan, sampai aduan nggak jelas seperti suami tak kunjung pulang sudah jadi 'nyamikan' sehari-hari. Sesekali pernah saya iseng scroll kolom komentar di postingan Instagramnya.

Waduh, kalau jadi beliau pun rasanya saya akan langsung pilih opsi pembatasan komentar. Keras-keras bung. Kadang ada makian, nggak jarang juga omongan kasar seperti, maaf, gubernur goblok dan sebagainya.

Kadangkala saya malah heran karena Ganjar bisa-bisanya merespon dengan santai komentar-komentar netizen yang 'nggak enak' itu. Tapi mau gimana pun, Ganjar masih belum kapok ber-medsos. Malah mendorong staf-stafnya untuk melakukan hal yang sama.

Tujuannya, medsos adalah cara paling cepat dan mudah diakses rakyat untuk bisa menyampaikan aspirasinya. Begitu pula cara Ganjar sampai dengan periode keduanya saat ini menyelesaikan banyak persoalan rakyatnya.

Cara ini juga ditiru oleh Walikota Solo, Gibran Rakabuming, sulungnya Pak Presiden. Saking santuy-nya, Gibran kelewat sering menanggapi cuitan netizen yang gak enak di akun twitternya. Jawabannya pun kadang nyeleneh.

Jadi Kang Emil, menurut hemat saya sebagai warga Indonesia dan juga netizen yang budiman, sebaiknya sebagai seorang pemimpin harus tahan kritik. Apapun bentuknya dan dari siapa pun datangnya.

Apalagi sekaliber gubernur, mau gimana pun bentuknya, sentilan dari seorang Ridwan Kamil sekarang ini bisa jadi sangat menyeramkan bagi siapa pun. Makanya sekolah pun menerjemahkan 'aduan' itu dengan cara yang ekstrem.

Untungnya politisi yang main medsos dan baperan baru Kang Emil aja. Kebayang nggak kalau Jokowi, Ma'ruf Amin, Prabowo, Sri Mulyani, Edy Rahmayadi, Ganjar, Gibran dan lainnya juga baperan? Wah bisa bubrah negara ini karena tingkat penganggurannya tinggi.

Habib Ja'far di konten Gita Wirjawan beberapa waktu lalu pernah menyampaikan ungkapan Ali bin Abi Thalib, 'unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala', yang artinya kurang lebih; lihatlah apa yang disampaikan dan jangan melihat siapa yang menyampaikan.

Salam waras..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun