Meski banyak yang berpendapat, tak etis seorang presiden masih mempertahankan relawan. Apalagi sudah dua periode. Ya sah-sah saja. Lha wong memang kecintaan rakyat kepada Jokowi juga langgeng.
Kalau dibandingkan dengan mantan presiden lain yang juga dua periode, jelas pendukung presiden itu langsung umup alias mendidih. Masyarakat kini kan nggak bisa dibohongi, kinerjanya jelas berbeda. Ya sudah, saya tidak perlu membandingkan. Hehe
Balik lagi ngomongin penting atau tidaknya dukungan Jokowi buat Capres 2024. Siapapun calon presiden yang mengantongi dukungan Jokowi, kemungkinan si capres akan menang itu mutlak.
Soalnya nggak bisa dimungkiri, sepuluh tahun Jokowi merombak dan memaksimalkan seluruh sumberdaya di nusantara ini. Tanpa tedheng aling-aling, presiden yang menelan mentah olok-olokan oposisi itu dengan kerja nyata.
Dalam sepuluh tahun, Jokowi berhasil menguasai sumber daya alam Indonesia yang selama ini dikuasai asing. Yang paling mentereng adalahh tambang emas dan tembaga yang puluhan tahun dikuasai Amerika. Jokowi berhasil 'merebut' dan menguasai 51% sahamnya.
Selain itu, Jokowi juga berhasil mengambil alih Blok Rokan yang sejak Indonesia belum merdeka sudah dikuasai asing. Itulah presiden yang patut kau banggakan.
Meski sering dicaci karena pelafalan Bahasa Inggrisnya ndak fasih, Jokowi meredamnya dengan bukti. Lalu selama sepuluh tahun pula, Jokowi memaksimalkan pembangunan infrastruktur.
Nah, soal infrastruktur ini Jokowi pasti paham harus punya penerus yang setidak-tidaknya punya pemikiran sama. Bahwa kemajuan sebuah bangsa dan negara harus didukung dengan sarana yang merata dan memadai. Iya dong?
Lihat saja Papua itu, pemekaran jadi satu keniscayaan untuk pemerataan pembangunan. Bumi Cendrawasih yang kaya sumberdaya alamnya, disokong dengan keberadaan Trans Papua, bandara sampai pelabuhan, bayangkan akan seperti apa moncernya Papua pada 2045.
Ada banyak kandidat capres yang pola pikirnya sama dengan Jokowi. Kebanyakan mereka kini berada dalam kabinet pimpinan Jokowi. Mereka dengan keahliannya masing-masing, dimaksimalkan Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Sementara yang tidak langsung di bawah komandonya, seperti kepala daerah, hanya bisa dihitung jari. Apalagi yang sudah purna tugasnya. Perbedaannya langit dan bumi, sebenarnya tidak pas kalau orang itu didukung memimpin negara yang sudah payah ditata Jokowi.
Selayaknya orang Jawa, bapaknya Gibran Rakabuming itu tak pernah lepas dari yang namanya sanepa. Dan itu sudah berkali-kali dilakukan Jokowi khususnya tentang siapa calon yang ia dukung di 2024.
Namanya juga sanepa, samar-tersembunyi-tidak langsung. Jokowi pernah memuji Prabowo, Airlangga, bahkan Puan. Nah kalau diperhatikan lebih lagi, ada satu kandidat kuat capres yang sering dapat sanepa dukungan dari pak lurah.
Terakhir sanepa itu Jokowi ucapkan di momen yang saya singgung pertamakali pada tulisan ini. Bagaimana Jokowi mengingatkan agar berhati-hati dalam memilih pemimpin. Kata Pakde Joko, pemimpin yang ideal harus memahami perasaan rakyat.
Kakeknya Jan Ethes bilang, jangan sampai relawan memilih pemimpin yang senang duduk di balik meja saja. Jokowi lalu menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang menurutnya betul-betul memikirkan rakyat. yakni bisa dilihat dari fisiknya, antara lain, raut mukanya berkerut serta rambutnya putih.
Sampai di sini paham, kan? Hehehe