Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Gelak Tawa Revolusioner Tambun

20 Agustus 2011   15:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 301 1

Waktu hampir maghrib. Malam ini aku ada janji dengan seorang kawan yang hampir-hampir tak pernah bertemu sekian tahun lamanya. Tepat pukul delapan bertemu disebuah kedai kopi tengah kota. Segera aku bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Niatnya mandi, tapi kuurungkan karena air sumur begitu dingin setelah terguyur hujan sesorean tadi. Lain sebab, konon mandi di malam hari tidak baik untuk kesehatan. Kaos yang masih melekat di badan tak kuganti. Begitu pula dengan celana jeans. Sebagai penghilang bau apek, kusemprotkan wewangian yang lazimnya untuk menghaluslembutkan kain yang diseterika. Aku tak mempersoalkannya. Terpenting pakaian tercium harum! Bagiku lebih dari sekadar Percaya Diri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun