Setiap tahun kita selalu melewati dan memperingati hari pendidikan nasional (HARDIKNAS) pada tanggal 2 Mei. Genggap gempita untuk memeriahkan dan mengingat kembali semangat pendidikan khususnya di Indonesia. Berbagai riuh acara hingga perenungan terhadap hari pendidikan tersebut banyak dilakukan.
Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang sangat spesial dimana pun jamannya. Dari jaman dahulu hingga jaman ini berakhir. Pendidikan sangatlah penting bagi siapa pun orangnya. Hal inilah yang menjadi ikhwal yang wajar dimana pun Negara yang kita pijak di dunia ini pastilah Negara tersebut memiliki instansi/departemen khusus yang melayani masyarakatnya dalam hal pendidikan. Hal ini lebih menjelaskan jika sebuah Negara membuat departemen, berarti Negara tersebut memberikan konsentrasi khusus pada hal yang dibuat departemen tersebut.
Perkembangan teknologi yang begitu baik, juga diikuti dengan sarana pendidikan dalam penyampaiannya agar lebih sejalan. Menariknya penyampaian teknologi sekarang ini kadang kurang diikuti dengan antusiasme pelajar dalam belajar dan meningkatkan kemampuannya. Teknologi kadang kembali disalahkan pada titik dimana tak semua teknologi dapat membantu dalam proses pendidikan meski disampaikan dengan cara yang berbeda dari cara konvensional yang dahulu.
Saya disini mengambil judul pada tambahan utopia. Bersumber dari website Wiki, Utopia adalah nama sebuah masyarakat ideal, diambil dari judul buku yang ditulis tahun 1516 oleh Sir Thomas More menjelaskan tentang sebuah pulau fiksi di samudera atlantik, memiliki sistem hukum sosial politik sempurna. Istilah ini dipakai untuk menyatakan sebuah masyarakat yang berusaha menciptakan masyarakat ideal, dan masyarakat fiksi dalam sastra. Utopia sering digunakan sebagai peyoratif, merujuk pada ideal unrealistik yang mustahil untuk dicapai, dan memunculkan konsep lain, dystopia.
Utopia secara umum adalah sebuah hal yang memaknai adanya perubahan yang lebih baik dan ideal nantinya. Tentunya dalam kata ini hamper selalu akan dimasuki istilah mimpi dan cita-cita yang tinggi akan kehidupan yang ideal. Ideal untuk semua orang dan patut untuk dinaungi dengan cahaya yang terang.
Perguruan tinggi memanglah suatu lembaga yang cukup bisa dibilang sebagai agen untuk mencipta dan mengkader sumber daya manusia agar dapat merubah dan ikut memberikat hal yang lebih cerah bagi kehidupan lingkungannya. Perguruan tinggi inilah salah satu tempat menempa cendekia-cendekia muda yang akan berpartisispasi dalam keberlangsungan birokrasi kehidupan yang terus berjalan menanjak dan naik dengan tantangan yang silih berganti dengan yang lain tentunya.
Dalam hal ini Perguruan Tinggi idaman dan menjadi yang terbaik merupakan hal yang menjadi utopia bagi kita. Menurut Slamet Arif Billah yang merupakan mantan Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) di Azzam Islamic Research (AIR), beliau dalam blognya secara tegas menyebutkan kalau kampus (Perguruan Tinggi) yang menajdi idaman adalah “kampus idaman berarti perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa idaman, dosen idaman, birokrasi idaman, fasilitas idaman, sistem KBM idaman, lembaga kampus idaman, karyawan idaman, dan komunitas idaman”. Opini beliau ini merupakan opini yang bisa saya katakana cukup baik dimana segala hal yang ada dan berhubungan dengan Perguruan Tinggi idaman haruslah juga menjadi idaman.Setelah apa yang di dalam itu idaman maka secara umum Perguruan tinggi tersebut dapat dikatakan sebagai Perguruan Tinggi Idaman. Jika telah dikatakan dan dijuluki sebagai idaman, maka Perguruan Tinggi tersebut akan menjadi Perguruan Tinggi yang terbaik. Hal ini karena sesuatu yang menjadi idaman, tentulah sesuatu yang terbaik bagi kita. Sesuatu yang terbaik inilah yang menjadi pilihan utama dimana pun opini akan bergulir tentang Studi banding antar Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia mungkin masihlah dipegang pada kampus-kampus besar yang mempunyai nilai tawar yang tinggi dalam industri pendidikan. Namun Perguruan Tinggi di Indonesia khussnya yang mempunyai predikat terbaik di tingkat regional belumlah mencapai angka yang bisa dibilang dan disambut terbaik. Predikat terbaik di lintasan regional Asia masihlah dipegang Perguruan Tinggi - Perguruan Tinggi di luar Indonesia. Kadang ada sebagian dari kita bertanya akan hal ini. Kenapa Indonesia masih kurang bertaring di pangsa Perguruan Tinggi paling tidak tingkat region Asia. Disini kita akan menemui berbagai macam jawaban yang tentunya setiap jawaban bisa dimasukkan sebagai jawaban yang benar asal sesuai dengan kaidah rasional kita.
Setidaknya membentuk Perguruan Tinggi Favorit itu ada 3 langkah yang cukup baik. Yakni:
1.Adanya kebergantungan pada Tuhan disertai dengan doa. Hal ini selayaknya dimiliki oleh Civitas akademika di kampus tersebut. Yang Paling Utama adalah Pimpinan dan Birokrasi di Perguruan Tinggi tersebut dalam tataran rektorat dan mahasiswa tentunya.
2.Aksi atau usaha nyata yang diperlukan untuk akselerasi yang lebih baik. Akselerasi usaha disini haruslah dimulai dengan tindakan kebersamaan civitas Perguruan Tinggi dari pihak rektorat hingga Mahasiswa. Langkah kedua ini dimulai dengan duduk bersama stake holder di Perguruan Tinggi tersebut dengan membuat sebuah rencana jangka panjang akan perkembangan Perguruan tinggi yang lebih baik yang tentunya menjadi favorit.
Setelah rencana tersingkap dengan baik dan secara strukturasi komplit, maka adanya pembagian tugas yang jelas agar tak adanya ketimpangan atau distribusi tugas yang salah ke depannya sehingga tak adanya kebertanggung jawaban bersama jika adanya kesalahan dan kurang mencapai target dalam langkah jangka panjang tadi. Pembagian tugas yang jelas ini akan menguatkan semua peran elemen di Perguruan tersebut. Batasan rencaa juga perlu dibagi sesuai masa keaktifannya di Perguruan Tinggi tersebut. Misal jika Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa atau pengurus eksekutif di birokrasi Mahasiswa diberikan tugas dalam pembangunan mental Perguruan Tinggi Favorit sesuai rencana Jangka Panjang, maka selayaknyalah mendapatkan pembagian tugas sesuai dengan masa keefektifannya. Begitu juga dengan Jajaran pihak Birokrasi di Rektorat Perguruan Tinggi.
Setelah Menentukan Rencana Jangka Panjang yang pembagian Tugas untuk Jangka pendek telah terbagi dengan jelas, maka selanjutnya adalah pengerjaan tugas sesuai dengan tugasnya tersebut dengan adanya evaluasi secara berkala.
3.Langkah yang penting adalah Pelaksanaan Doa dengan harapan yang selalu baik kepada Sang Penentu Langkah Terbaik. Hal ini perlu dilakukan secara berkala juga seperti evaluasi dan mentoring pelaksanaan Rencana Berjangka untuk membuat sebuah Perguruan Tinggi yang menjadi Favorit dan entunya terbaik dalam segala aspek.
Perguruan Tinggi terbaik yang favorit memanglah sesuatu hal yang pasti bisa terwujud asal dengan niat yang sungguh-sungguh dan usaha yang matang dengan distribusi amanah yang baik untuk mewujudkannya.
Terima Kasih, semoga bermanfaat dan selamat Berkarya para Kompasianer!
Salam Senyum Kompasiana… :)
Selamet Hariadi, Be Best Together!
.
Silahkan memberi KOMENTAR Terbaik Anda serta NILAI pada Tulisan ini.
Harus Baca Juga:
- Tips Mudah & Jitu Mendapat Ide MENULIS
- Cara Efektif Mendapatkan Investor
- APLI & Bisnis Multi Level
- Jangan Merasa Rendah Indonesia!
- apa itu Filsafat Jiwa?
- Android? Apaan sih?
- Kiat agar Lingkungan Jadi “Sahabat” Kita
- Pola Pemahaman Masyarakat dalam BerAgama