Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lompat Tali untuk Menjaga Kesehatan, yang Terlupakan: Cocok untuk Orang yang Sibuk?

5 Mei 2011   14:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:03 193 0
Lompat tali atau kerennya disebut skipping atau jump rope bahasa Inggrisnya, sudah mulai ditinggalkan semenjak kita beranjak dewasa. Sesungguhnya kalau kita perhatikan justru olahraga yg hanya bermodalkan seutas tali, sepasang sepatu serta tempat yang berlantai rata ukuran kurang lebih cukup 2X2 meter atau bahkan saya sendiri sering bila berpergian menginap di hotel hanya membutuhkan 1.5 X2 meter, sudah bisa melakukan, adalah olah raga yang simpel, mudah dilakukan di mana saja, dan sangat efektif dalam membakar kalori.

Mau dibawa-bawa juga mudah dan jelas sangat praktis. Waktu? nah ini dia kita harus mengadakan nya, alias "niat" atau kemauan yang kuat, ini yang paling sulit....alias ini modal yang paling mahal. Karena kita yang selalu sibuk bekerja pasti terasa capek sekali pulang kantor, abis macet...sekali lagi tergantung kemauan.

Kenapa kita makan? jawabnya karena kita merasa lapar dan perasaan butuh makan yang sudah tertanam di benak kita. Sadarkah bahwa terutama orang perkotaan dengan gaya hidup "sedentary" yang merasa lelah bekerja seharian, berangkat pagi pulang malam, sebenarnya rasa lelah banyak disebabkan juga oleh karena stresor yang terjadi sepanjang hari, mulai dari jalan macet, pekerjaan kantor, pulang macet, terpapar berbagai zat polutif. Dan banyak yang sangat kurang melakukan gerak badan, sehingga semuanya berakumulasi dan dalam jangka panjang pasti berefek terhadap kesehatan kita. Pernahkah kita justru semakin banyak mengemil, karena merasa bahwa kita harus berkonsentrasi bekerja atau karena kita ngantuk? Alhasil perut semakin besar dan mancung, yang secara medis pun sering dikatakan bahwa lingkar perut berbanding lurus dengan resiko penyakit jantung, dan berperan dalam penyakit kencing manis.

Manusia dewasa memang berbeda dengan anak kecil yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimana pada anak kecil, metabolismenya lebih tinggi alias pemakaian energi masih tinggi karena masih tumbuh dan berkembang. Sehingga kalau kita melihat anak kecil makan nasinya menggunung tapi tidak gemuk yah itulah alam. Sebaliknya pada orang dewasa meskipun sudah mengurangi porsi tetap saja tidak turun. Ditambah lagi secara fisik, manusia dewasa yang sibuk bekerja dikantor di perkotaan, kota Jakarta contohnya sering tidak menyadari bahwa mereka kurang gerak sehingga wajar terjadi berat badan berlebih. Sehingga untuk masyarakat jenis ini, olah raga alias exercise diperlukan.

Tahukah olah raga pada dasarnya tidak mustahil dilakukan pada waktu selain pagi hari? Mungkin yang membuat kita termotivasi kuat kalau kita merasa butuh, berarti seberapa besar "kebutuhan" kita? Mungkin jika kita renungi lebih lanjut semakin tua usia kita semakin lambat metabolisme dan semakin sedikit pula kegiatan fisik yang dilakukan, sedangkan makan tetap atau bahkan lebih setelah dewasa. Ssaya pribadi berpendapat, gerak badan itu mempunyai kedudukan yang sama denganĀ  makan, dimana orang membutuhkannya, jangan ditempatkan sebagai kegiatan seadanya yang bisa dikerjakan atau tidak tanpa menyadari bahwa badan yang kita miliki perlu di "maintain",

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun