Bisa jadi Anda mendaftarkan sejuta baris tentang bahagia. Tidak perlulah untuk menyebutkannya pada tulisan ini, karena setiap orang punya kriterianya masing-masing. Namun bagi saya bahagia itu benda yang maya: yang tidak memerlukan sebab-sebab khusus untuk menjadi ada. Setiap hal yang kita temui dalam kehidupan seharusnya bisa dijadikan sebagai alasan untuk berbahagia. Karena bahagia itu bukan dicari, tapi DICIPTAKAN.
Maksudnya?? Oke, coba seperti ini. Bahagia adalah bagian dari emosi/perasaan yang dirasakan oleh manusia. Sama seperti rasa sedih, terkejut, rindu, dan sebagainya. Adapun hal yang membuat kita bahagia hanyalah sebab. Hal tersebut bukanlah bahagia-nya. Seorang yang mendapat rejeki nomplok 10 milyar bisa saja merasakan bahagia, namun kemudian ia (bisa saja) akan merasa was-was dengan keselamatan harta yang diperolehnya. Lalu kemana perasaan bahagia tersebut?
Bahagia itu cukup dengan merasakannya. Ada 2 cara menurut teori saya (haha, sembarangan buat teori). Pertama adalah BERSYUKUR atas nikmat yang terjadi saat ini. Kedua adalah BERSYUKUR atas nikmat yang akan terjadi di masa depan.
1. Bersyukur atas Nikmat yang Terjadi Saat Ini
Sesungguhnya manusia tengah berenang-renang dalam lautan nikmat. Ada puisi yang saya sukai, ditulis oleh S.A.F dalam bukunya:
Di lautan nikmat
Dua makhluk berpisah
Yang satu tenggelam yang lain menyelam
Kau tahu apa bedanya?