Namun, hal itu membawa dampak negatif, yaitu kegemukan. Apalagi sekarang ini, orang dimanjakan dengan kegiatan yang tidak terlalu menguras kalori seperti aktivitas di depan komputer (baik untuk bekerja atau bermain game), menonton televisi, bahkan kegiatan rumah tangga pun sudah berkurang tingkat pembakaran kalorinya karena sudah dimanjakan dengan berbagai peralatan rumah tangga seperti penyedot debu, blender, dan mesin cuci. Tak heran, menjamur pusat pelangsingan, obat-obatan langsing, termasuk minuman dan makanan pelangsing.
Pengalaman saya pribadi, setelah hamil dan melahirkan, tubuh menjadi melar. Kebetulan saya menemukan minuman kesehatan untuk melangsingkan tubuh. Dan...setelah 4 bulan, sukses turun 14 kg!
Zz zz zz... Sebagian Kompasianer yang membaca mungkin mengira saya akan mengiklankan minuman kesehatan tersebut, hehe... tidak lah. Yang saya ingin bagikan justru hal-hal yang disarankan oleh penjual produk ini kepada saya, disamping mengkonsumsi minuman kesehatannya.
1. Makan sayur dan buah-buahan 500-1000 gram sehari
Saya menurutinya, saya mengkonsumsi sekitar 500 gram sayur dan buah. Karena capek mengunyah, saya parut buah menggunakan parutan keju, sayurannya diiris tipis.
Timbang sayuran dan buah, lalu parut, dan jangan kaget kalau Kompasianer akan menjumpai sekitar 4 mangkuk sedang sayuran/buah (sekali makan). Dijamin, setelah makan ini, makanan selezat apapun tidak kuasa untuk bahkan mencicipi, saya sudah membuktikannya. Jadi benar kan judul artikel ini, makan banyak bisa langsing?
2. Menghindari cemilan tinggi kalori, menggantinya dengan cemilan rendah kalori dan menghindari makanan manis, digoreng, banyak garam.
Contoh cemilan rendah kalori misalnya roti gandum, kacang yng disangrai. Kalau yang ini tidak saya lakukan, saya mengubahnya menjadi tidak ngemil. Bukan karena apa, lihat poin 1, saya masih kenyang.
3. Minum banyak air putih.
Banyak, sesuai kebutuhan saya, sekitar 2.5 liter sehari. Menurut caloriesperhour.com, diet sehat biasanya termasuk mengkonsumsi serat (buah/sayur), serat membutuhkan cairan dalam proses pencernaannya, tanpa cairan yang cukup dapat menyebabkan konstipasi.
4. Olahraga dan angkat beban
Saya melakukannya dengan berjalan-jalan sekitar 1 jam, dan mencuci dengan tangan popok bayi yang aduhai banyaknya (saya tidak memakaikan popok sekali pakai). Saya tidak olah raga angkat beban, tapi angkat bayi, gendong kemana-mana, kalau dijumlahkan bisa berjam-jam sehari, 7 x seminggu.
5. Makan di waktu yang sama
Menurut Ellie Krieger, spesialis diet, yang dilansir oleh everydayhealth.com, makan di waktu yang sama membuat porsi makan jadi teratur. Melewatkan waktu makan, akan menyebabkan kita sangat lapar, sehingga memasukkan makanan lebih dari seharusnya. Sedangkan mengemil di luar jam makan dan jam ngemil, hanya menambah kalori yang tidak dibutuhkan.
6. Sikat gigi sesudah makan
Simpel alasannya, kalau sudah sikat gigi, pahit kalau mau ngemil lagi.
7. Makan perlahan-lahan
Menurut healthassist.net, otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mendapatkan sinyal kenyang, jadi makan perlahan-lahan, sehingga asupan lebih sedikit yang masuk dan di menit ke-20 sudah terasa kenyang. Kalau saya memilih makan dengan cepat, tetapi dengan porsi yang sudah diatur, kalau selesai sebelum 20 menit tidak apa-apa, tapi saya tidak menambah porsi lagi.
Bukan apa, tidak ada waktu, punya bayi bro...
8. Makan secara sadar
Pastinya, masa makan sambil pingsan? Maksudnya sadar yang dimakan, sadar kalori, sadar jumlah, dan sadar kadar gizi. Saya sendiri memilih mengurangi asupan karbohidrat sederhana, dengan jumlah protein dan lemak tetap. Kebutuhan karbohidrat yang biasanya dipenuhi oleh nasi/roti, digantikan oleh buah dan sayuran mentah, sesuai dengan poin 1 di atas.
9. Tidur malam teratur
Kurang tidur, menyebabkan makan lebih banyak. Misalnya bapak-bapak yang doyan bangun malam untuk menonton bola, enak sambil minum kopi manis dan makan mie instan kan?
10. Minum XXX 30 menit sebelum makan.
Kalau petunjuk dari penjual, poin 10 diletakkan di poin pertama tentu saja, di sini sengaja saya letakkan di poin terakhir. Alasannya, silahkan dilihat kembali poin 1 - 9, perlukah kita makanan/minuman/obat pelangsing apabila konsisten menjalankan poin 1 - 9? Konsisten artinya tidak pakai libur (pernah dengar ada yang diet di hari kerja saja, weekend bebas), tidak pakai bosan, dan tidak pakai nanti-nanti.
Saya sendiri tidak yakin, kalau saya mengkonsumsi minuman tersebut tanpa mengubah cara hidup saya, apakah bisa hasilnya turun 14 kg? Hanya saja, saya membaca petunjuk dari penjual, dan merasa mendapatkan ilmu bagi saya untuk diet, ilmu bermanfaat karena sebelumnya hanya mendengar dari katanya-katanya. Ilmu tersebut saya jalankan dengan konsisten.
Bagi Kompasianer yang ingin melangsingkan tubuh, dan mungkin sedang menimbang-nimbang untuk mengkonsumsi makanan/minuman/obat pelangsing, tahan dulu rencana beli, dan coba jalankan dulu nomor 1-9 di atas.
Sudah mencoba poin 1-9 tapi tidak berhasil? Kemungkinan karena tidak konsisten atau tidak percaya diri. Saya punya sahabat yang bekerja di sebuah pusat pelangsingan terkenal (yang program pelangsingannya bisa belasan sampai puluhan juta), dia tidak menyarankan saya untuk jadi klien di tempatnya bekerja, justru menyarankan untuk menjaga pola makan saja. Kata sahabat saya, walaupun mengkonsumsi obat dari kliniknya, tapi pola makan tidak dijaga, tetap saja tidak akan jadi langsing. Namun demikian, tidak memungkiri, orang kadang lebih percaya diri, kalau melangsingkan dengan bantuan. Dengan percaya diri dalam menetapkan tujuan, tujuan jadi lebih mudah dicapai, dibandingkan dengan yang ragu-ragu dalam penetapan tujuan.
Mudah-mudahan bermanfaat untuk Kompasianer yang ingin menurunkan berat badan.