Satu cangkir kopi dengan gula aren yang ia pesan sudah kuberikan. Ia tersenyum padaku sebelum aku kembali ke meja barista. Lalu lintas di pikiranku mendadak kacau hanya karena mataku tak sengaja kembali pada perempuan berambut sebahu yang duduk di dekat jendela itu. Aku tak mengerti mengapa tiba-tiba saja pikiranku sekusut ini, seperti mendung yang pelan-pelan tampak dari kaca jendela.
KEMBALI KE ARTIKEL