"Aku janji ngga akan ninggalin kamu," omong kosongmu suatu sore di jembatan bambu.
 Â
Suatu pagi di pelosok Banten Selatan, desir angin menusuk ke dalam pori-pori. Pohon-pohon tak hentinya membawa angin kesana-kemari memberikan kesejukan di pagi hari. Gemercik air sungai terdengar syahdu. Airnya jernih sejernih cintaku padamu. Di jembatan bambu itu, tepatnya di kampung Gajebokita pernah berjanji tidak saling mengkhianati. Saat itu, tanganmu tak mau lepas dari genggamanku. Setiap menithari saat kita bertemu, kamu selalu saja memencet tombol foto selfie, memaksaku untuk mengikuti gayamu. Entah berapa ribu atau ratus fotoku tersimpan dalam memori ponselmu. Kuterus mengingat kejadian itu yang belum saja hilang dalam benak pikiranku. Serius, lamunanku tertuju pada jembatan bambu itu.