Menggapai Harapan-153
@Cerber
Waktu bekerja sudah mulai, semua karyawan bekerja dengan semangat.
Suasana kantor terlihat hening masing-masing fokus pada pekerjaannya.
Sedang asyik bekerja terdengar suara CEO yang berfiri di depan puntu.
"Bapak, Ibu, hari ini kita ada rapat pukul 10.00 WIB siapkan presenatinya masing-masing," perintah CEO dengan tegas.
Lalu ia kembali ke ruangannya.
Tetiba ruangan ramai.
"Aduh Bapak ini selalu mendadak rapatnya, gimana donk aku belum siap?" keluh Ratih dan juga teman lainnya.
Ratih beranjak dari kursinya menghampiri Mila.
"Mila pasti kamu selalu siap, kamukan pintar, boleh ya kita lihat," ujar Rita dengan cemas dan wajah tegangnya.
Ia sudah ketakutan, sementara teman yang lain langsung mengerjakan sesuai dengan tugasnya.
"Kamu buat saja dulu jangan langsung menyerah, nanti aku bantu," ucap Mila menghibur Ratih.
"Benar ya Mila, memang kamu temanku yang terbaik," balasnya sembari mengucapkan terima kasih.
Suasana hening kembali Mila dan teman-temannya membuat laporan yang akan dipresentasikan saat rapat nanti.
Jarum jam sudah bergerak ke angka 09. 30. Rita tampak gelisan, buliran bening bercucuran di wajahnya.
Dia kembali menghampiri Mila.
"Mila tolongin donk kamukan sudah selesai," ucapnya sambil memegang tangan Mila.
Mila orangnya cantik, pintar dan baik hati. Dia tidak tega melihat kawannya sedih.
Mila akhirnya bangkit dari kursinya lalu melangkah ke meja Ratih.
"Mana yang sudah kamu kerjakan? tanya Mila sembari melihat ke layar labtop Ratih.
Mila mengajari Ratih agar laporannya benar.
Ratih memperhatikan ucapan Mila.
"Oh, begitu caranya, oke Mila aku sudah faham," ungkapnya sembari membariskan gigi putihnya.
Mila senang melihat Ratih yang sudah ceria.
Sebelum pukul 10. 00 mereka sudah masuk ke ruang rapat.
Rapat yang dipimpin oleh Pak Devin sebagai CEO di perusahaan mereka.
Sebelum memulai rapat mereka berdoa lebih sahulu.
Lani karyawan yang selalu menjadi MC saat rapat berlangsung.
Usai CEO memberikan arahan mulailah MC memanggil karyawan yang akan mempersentasikan laporannya.
"Mari kita saksikan laporan kerja dari ibu Ratih, waktu dan tempat kami persilakan," ucap Lani.
Ratih tersentak saat namanya dipanggil. Dia tidak menyangka kalau namanya lebih dulu disebut. Ratih merupakan karyawan yang masih baru dan belum pernah mempresentasikan laporan kerjanya.
Jantungnya berdegup kencang. Buliran bening mulai mengalir membasahi tubuhnya.
Ratih menoleh ke arah Mila.
Mila mengacungkan jempolnya memberi semangat.
Akhirnya Ratih melangkah ke depan sembari membawa labtopnya.
Dia tarik nafasnya untuk menghilangkan nervesnya.
"Selamat pagi semuanya!" baiklah saya akan mempresentasikan laporan kerja saya selama satu bulan ini," ucapnya sembari tersenyum.
Semua peserta rapat bertepuk tangan memberi semangat kepada Ratih.
Apakah Ratih berhasil mempresentasikan laporan kerjanya?
Ikuti terus ceritanya.
Bersambung...
Jakarta, 19 Maret 2023
Salam hangat dari penulis