Menggapai Harapan-129
@Cerber
"Nak Ridwan dan menantu tinggal di sini saja ya, ibu kesepian Bapakmu ke sawah, adikmu Sita juga kerja pulangnya sudah malam.
"Maaf bu, saya tidak bisa berlama-lama, izin hanya satu minggu besok lusa saya harus masuk bu," ucapnya sembari memeluk ibunya.
"Maaf bu, kami akan sering menemui ibu, saat ini kami harus pulang!
Raut wajah ibu kin berubah. Dia merasa senang mendengar penuturan menantunya.
Besannya juga ikut pulang hari itu.
"Baiklah kalian pulang, semoga selamat sampai tujuan kita sehat-sehat kita semua."
Sarapan pagi kini sudah usai. Mereka saling izin beranjak dari ursinya. Bapak Ridwan juga belum kerja ke sawah Juragan. Dia harus menemani besan yang masih ada.
"Akhirnya kembali sepi," batin Ibu Sita.
Di sisi lain, Sita tampak serius mengerjakan tugasnya. Besok akan ada pertemuan.
Di sisi lain, Sita tampak serius mengerjakan tugasnya. Besok akan ada pertemuan dengan perusahaan lain. Dia harus mempersiapkan bahan rapat dan laporan yang akan dipresentasikan.
"Vi, lihat tu Sita, sedari tadi di depan layar tanpa ingat munum," bisik Nita yang datang menghampiri Vivi.
"Yok kita samperin jangan sampai sakit dia, ini menyangkut nama baik perusahaan ini," ujar Vivi.
Vivi dan Nita menghampiri Sita.
"Hai, calon Ny. CEO, serius sekali sampai-sampai tidak menoleh ke kita-kita," seru Nita mengagetkan Siti.
"Apaan sih berdua, ngagetin saja, ngak pernah senang lihat temannya kerja," sahut Siti yang jemarinya masih dia atas keybord.
Akhirnya Sita menghentikan jemarinya. Dia senang melihat teman-temannya yang selalu perhatian. Akhirnya senda gurau mereka memecah ruangan yang tadinya hening.
"Oh, ya teman-teman sudah waktunya istirahat yok kita makan!" ajak Vivi.
Bersambung....
Jakarta, 23 Januari 2024.
Salam!