Menggapai Harapan-119
@Cerber
Ibu Sita selalu menyiapkan air panas untuk mandi Sita. Sita yang selalu pulang pukul 09. 30 malam, takut kalau Sita sakit karena mandi air dingin.
Sita melakukan saran ibunya.
Gegas dia membersihkan tubuhnya. Usai membersihkan raganya, Sita meraih piring dari rak piring. Disendoknya nasi beserta lauk dan sayur ke dalam piring nya.
Sembari menonton TV Sita menikmati makan malamnya.
Ibu yang masih menjagga bapak melangkah ke luar kamar, ingin melihat Sita.
"Ternyata kamu sudah makan Nak, tadinya ibu mau ngingatin takutnya langsung tudur," tutur Ibuj cemas.
Ibu menceritakan kalau Bang Ridwan datang dan akan menikah.
Tersentak Sita mendengar penuturan Ibunya.
"Benarkah Bu? Sita akan punya kakak ipar, senang bangat dengarnya Bu," ungkap Sita sambil melengkungkan bibirnya.
"Ayo habiskan makannya. Biar lihat Bapak tadi jatuh di sawah," ujar Ibu.
Sontak Sita membulatkan kedua bola matanya.
"Terus bapak sudah dibawa ke dokter? tanya Sita resah.
Ibu menyakinkan Sita bahwa bapak sudah diurut sama
Pak Rindo.
Akhirnya Sita merasa tenang mendengar penjelasan Ibu.
Gegas disimpannya piring bekas makan dan mencucinya. Dilangkahkan kakinya menuju kamar Bapak. Namun, hanya berdiri di pintu. Sita merasa tenang saat melihat Bapak tertidur pulas.
Jarum jam menunjukkan pikul 11. 30.
"Wah, malam semakin larut besok takut kesiangan.
Bersambung....
Jakarta, 8 Januari 2024