Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Bukan Jalan yang Biasa

15 Desember 2023   21:56 Diperbarui: 15 Desember 2023   22:33 69 16
Bukan Jalan yang Biasa

Menggapai Harapan-105

@Cerber

Wajah Sita tampak ceria, semua menyambutnya dengan baik. Akhirnya semua menjadi baik," batin Sita.
Sita melangkahkan kakinya menuju ruang Amir. Baru saja Sita mengetuk pintu tetiba pintu terbuka. Amir sudah berdiri di depan pintu.
"Maaf Pak, Bapak memanggil saya," ucap Sita sembari menunduk.
"Ayo masuk," ungkap Amir. Diraihnya tangan Sita yang masih berdiri di depan pintu.
Sita duduk di sofa menunggu Amir yang masih bekerja.
"Bukannya sekarang jam istirahat Pak, waktunya makan siang," Sita mengingatkan.
"Oh, ya, ayo kita turun, pantas saja ada yang bermain keroncong di dalam sana," ujar Amir sembari tangannya memegang perutnya.
Amir pun menutup pintu kantornya. Diraihnya tangan Sita lalu merela melangkah menuju lift.
Sesampai di parkiran Amir membuka pintu mobil menyilakan Sita masuk di bagian depan.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di restoran yang biasa mereka makan. Pelayan restauran menunjukkan meja yang masih kosong.
Saat mereka makan dari pintu ada suara memanggil Amir.
"Hai, bro, apa kabar? " lama tak jumpa!" ungkapnya. Dihampirinya Amir lalu duduk di samping Amir.
Diliriknya Sita yang sedang makan.
"Makan Pak," sapa Sita sopan.
"Dia, calon istriku," Akir memperkenalkan.
Dia takut kalau temannya menggoda Sita.
"Wah, selera kamu memang hebat Mir, calonmu cantik dan ramah. Selamat ya jangan lupa undangannya," ucapnya dengan membariskan giginya.
Usai makan Amir maraih dompetnya dari  dalam saku celananya meninggalkan
Restoran. Amir melajukan mobilnya  dengan kecepatan sedang. Setengah perjalanan Sita merasa asing dengan jalan yang mereka lalui. Dia tidak tinggal diam.
"Pak, maaf kita mau kemana?"ini bukan jalan yang biasa saya lalui," seru Sita heran sambil mengerutkan dahinya.
Bersambung....
Jakarta, 15 Desember 2023
Salam literasi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun