Menggapai Harapan-102
@Cerber
Di dalam kamar Sita merebahkan garanya wajah mengembang. Bahagia berlabuh di benaknya.
"Wah, besok ngantor lagi, apakah aku harus mengikuti ucapan Amir?"
Dibalik rasa suka ada pilihan yang sulit. Perubahan sikap Amir masih diragukan Sita.
Nita yang tadinya tidak menyukai kehadiran Sita di kantor akhirnya menyesal dan bersikap baik kepadanya.
"Tetapi aku datang saja besok, bisa lihat yang sebenarnya," Sita membatin.
Malam indah dihiasi bulan purnama. Hewan malam bernnyanyi bersahut-sahutan.
"Akhirnya Sita terbuai dalam mimpinya.
Di sisi lain Amir baru sampai di rumahnya. Ibu Amir masih nonton Televisi sambil menunggu kedatangan Amir.
"Malam, Bu, belum tidur," tuturnya
"Nak, kamu sudah pulang, ibu sengaja nonton TV sambil menunggumu pulang. Ibu sangat kuatir kau belum pulang.
Ibu Amir heran tidak seperti biasanya Amir suka murung namun, saat ini ada yang berubah, keceriaan terpancar di wajahnya
"Nak, sepertinya ada teman baru nih, ceria sekali."
Bersambung....
Jakarta, 12 Des 2023
Salam Literasi