Menggapai Harapan-85
@Cerpen
Nita, ayo sini kita makan sama-sama, bekalku banyak kok," ajak Sita sembari membariskan gigi putihnya.
"Huh, makan pakai ikan asin saja nawarin. Maf ya tidak level," ungkapnya dengan mencibir.
Nita berlalu dari hadapan mereka. Nita menghampiri temannya lalu melangkah ke kantin.
"Biarin Sit, tidak usah dimasukkan ke hati. Dia memang begitu. Mungkin cemburu dia sama kamu," ucap Vivi menghibur.
"Aku tidak apa-apa Vi," imbuhnya sembari membuka bekalhya.
Bau ikan asin menyeruak memenuhi ruangan.
"Hm, lezatnya ikan asin pakai sambal terasi," seru Vivi sembari mencocol sambalnya.
Sedang asyiknya makan, tetiba Pak Amir CEO mereka datang menghampiri mereka. Namun, Sita tidak melihat siapa yang datang. Terus saja dia menyuapkan nasi dan ke mulutnya.
Vivi yang melihat CEO datang, tetiba dia melirik Sita dengan bahasa isyarat.
Makanan yang masih ada di tempat makan tetiba diraih Pak Amir. Tersentak Sita saat tahu CEO ada di sampingnya.
"Boleh aku ambil makanannya? tanya Amir.
"Tapi lauknya ikan asin Pak, makan orang Desa," imbuhnya.
Amir tidak menghiraukan ucapan Sita diraihnya bekal yang dibawa Sita. Amir melangkah ke ruangannya.
Gegas dibukanya bekal dari Sita. Bau ikan asin menusuk hidungnya.
"Hm, sepertinya enak," ia bergumam.
Amir memasukkan sesendok ke dalam mulutnya.
"Ternyata enak sekali ikan asin ini terlebih sambalnya. Di rumah tidak pernah ada seperti ini," monolgnya di hati.
Dengan lahapnya dia makan hingga semua habis.
"Hm, nikmat sekali makanan ini, apakah ini masakan Sita?" tanyanya di hati.
Amir gegas menghampiri Sita sembari membawa tempat nasi Sita.
Apakah ini masakanmu Sita?" tanya Amir serius.
"Hm, tidak enak ya Pak, maaf sudah kecewa," ucap Sita sedih.
"Justru makanannya nikmat sekali, terimakasih ya," tuturnya sembari mengembalikan tempat makan Sita.
Tersentak Sita mendengarnya seakan tidak percaya.
"Besok bawa lagi," imbuhnya sembari melangkah meninggalkan Sita dan Vivi.
Bersambung....
Jakarta, 21 Nov 2023
Salam literasi