Menggapai Harapan-81
@Cerpen
"Akhirnya dia menyambutku," gumam Kevin di benaknya.
Terima kasih ya Sit, aku akan datang," serunya sembari melengkungkan bibirnya.
Mereka pun melangkah menuju rumah masing-masing.
"Yes, akhirnya dia mau menyambutku."
Kevin melangkah sembari bersiul-siul kecil, rasa bahagia menyelimuti hatinya.
"Sabtu malam aku akan datang ke rumah Sita, aku tidak mau berlama-lama lagi, semoga dia menerimaku menjadi pacarnya."
Sita sudah berada di depan rumahnya, dia melangkah menuju pintu belakang. Setiap Sita masuk ke dalam rumah selalu lewat pintu belakang. Saat masuk dia mendengar percakapan kedua orang tuanya, tetapi ada suara yang asing.
"Suara siapa itu? sepertinya ada tamu," gumamnya heran.
Dilangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
"Ibu, Sita pulang," ucapnya menyapa orang tuanya.
Ternyata Ibu Sita sedang menangis, dia tidak tahu apa yang terjadi hingga ibunya menangis.
"Ibu, mengapa Ibu menangis, siapa orang ini?" yang membuat ibu menangis?" tanya Sita dengan nada yang tidak terima.
Pria itu pun melangkah menghampiri Sita.
"Tersentak Sita saat ia melihat seorang pria yang tiba berdiri dan menghampirinya.
Sita mundur menghindari pria tersebut.
"Siapa kamu? aku tidak mengenalmu!"
"Kau Sita kan? dulu masih kecil abang tinggalkan, tentu tidak mengenalku," Ridwan memperkenalkan diri.
Sita bergeming, dia tidak menyangka akan bertemu dengan abangnya yang sudah lama pergi dan membuat Ibunya sering sakit karena memikirkannya. Pertemuan yang tiba-tiba membuat adik dan orang tuanya terharu.
"Sita, ini abangmu Ridwan yang kita tunggu-tunggu Nak, akhirnya dia datang juga," tutur Ibunya membuyarkan lamunannya.
Sinta tersentak.
"Oh, ya Bu. "Kau kah itu bang?" ucap Sinta menghampiri dan menyalami abangnya.
"Abang tidak tahu kalau ibu sampai sakit memikirkanmu!" tutur Sita.
"Maafkan abang Dik, abang baru bisa pulang, abang juga sangat merindukan kalian semua," ungkapnya sembari meneteskan air mata.
"Boleh abang memelukmu?" tanya Ridwan sembari menghampiri Sita.
Sita juga yang merindukan abangnya akhirnya menganggukan kepalanya, pertanda setuju.
Dengan rasa haru dan penuh rindu Ridwan memeluk adiknya yang sudah tumbuh dewasa.
Bersambung....
Jakarta, 17 November 2023