Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Ternyata Dia Masih Menungguku

7 November 2023   10:36 Diperbarui: 7 November 2023   11:02 119 17
Ternyata Dia Masih Menungguku

Menggapai Harapan-72

@Cerpen

"Terima kasih Bu nasihatnya," ucapnya sembari memeluk ibunya.

"Bu, Sita mau membersihkan badan dulu, sudah tidak nyaman," ucapnya.

Gegas Sita melangkah ke kamar mandi mengingat malam semakin melaju.

Tidak lama Sita membersihkan tubuh, ia melangkah ke kamar. Direbahkan tubuhnya di pembaringan. Terbayang wajah CEO yang akan menjauhinya.

"Akhirnya aku bebas melangkah dan pulang bersama teman-teman," monolognya di hati.

Angin malam menusuk hingga ke tulang, diraihnya selimut menutup tubuhnya yang gigil. Suara hewan malam terdengar bersahut-sahutan. Lelah seharian membuat Sita terlelap dalam mimpinya.

Sita tersentak saat mendengar suara ayam jago, dia pun beranjak dari ranjangnya usai melangitkan  doa.

Sita gegas ke dapur memasak untuk Bapak dan ibunya. Bekal untuk ke kantor juga tidak ketinggalan disiapkan

"Bu, Pak, Sita berangkat dulu," pamitnya sembari menciumi kedua punggung tangan mereka. Tas disandang dan tas kecil temat bekal ditentengnya. Sita melangkah menuju halte yang tidak jauh dari rumahnya.

Mobil angkot sudah ada yang parkir menunggu sewa. Sita langsung naik ke dalam mobil. Ia sengaja duduk di bangku belakang alasan lebih nyaman.

Penumpang sudah penuh, pak sopir melajukan mobilnya. Sita meraih buku novel dari dalam tasnya. Dia mulai berselancar dengan novelnya.

Penumpang sudah ada yang turun, kenek kembali teriak memanggil penumpang lain.

Kantor Sita sudah dekat dia bersiap-siap akan turun. Novel dimasukkan ke dalam tasnya.

"Pak, stop ya," ucapnya.

"Siap neng!"

Sita adalah penumpang setia,  Pak sopir sudah mengenal di mana turunnya.

"Hai, Sita selamat pagi, aku menunggumu ternyata kamu baru sampai," ucap Vino mengagetkan Sita.

"Pagi juga Vino, maaf aku langsung ya, sudah kesiangan," imbuh Sita sambil melempar senyum.

Dari kejauhan CEO sudah menunggu Sita.

"Sita barang ya pulangnya," ajak Vino.

Sita hanya melambaikan tangannya.

Sampai di parkiran Sita dikagetkan seseorang.

Tangannya ditarik hampir saja ia jatuh.

"Aduh, siapa itu?" tanyanya.

Tersentak ia saat mengetahui orang yang menariknya.

"Maaf Pak, Bapak  mengagetkanku," ucapnya sembari berusaha melepaskan tangannya.

"Aduh, kok malah menungguku. Bukannya menjauhiku setelah tahu keadaanku," Sita bermonolog.

Bersambung
Jakarta, 71123

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun