Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Dibawa Polisi

11 Oktober 2023   11:47 Diperbarui: 11 Oktober 2023   11:57 77 10
Dibawa Polisi
Menggapai Harapan-50

@Cerpen

Pak Amir pun masuk setelah melihat Eni ada di dalam ruangan.
"Silakan Pak," ucap Sita sembari berdiri dan
melangkah ke luar meninggalkan Ridwan dan CEO.

"Apa Kabar Ridwan? tanya dokter yang baru masuk untuk memeriksa pasien.

"Silakan dok ," ungkap CEO sopan.

Usai diperiksa dokter berkata besok Ridwan sodah boleh pulag.

"Baik dok terima kasih," balas CEO.

Dokter beserta timnnya pun keluar meninggalkan Ridwan.

"Kamu mau makan apa Ridwan biar dibeli, sekalian aku juga sudah lapar," ucap CEO menawarkan.
 
"Terima kasih Pak sudah merepotkan."

Ceo meninggalkan Ridwan yang berbaring sendirian dia merasa tidak enak hati kepada CEO namun, dia berteima kasih CEO sangat perhatian kepadanya.

CEO membuka pintu melangkah ke luar diedarkan netranya ke ruang tunggu, ternyata Eni sekretarisnya sedang duduk di sana.

Ia menghampiri Eni.

"Ternyata kamu masih di sini, bagaimana dengan Pak Burhan apa sudah ditemukan? tanyanya penuh harap.

Tersentak Eni saat CEO bertanya. Dia asyik dengan benda pipih di tangannya.

"Eh, Bapak, maaf Eni tidak perhatikan. Oh, ya Pak Burhan sudah ditemukan dan polisi sudah mengamankannya ia dibawa ke kantor polisi," Eni menjelaskan.

"Yakinkan Pak Burhan agar dipenjara."

"Ayo kita ke kantin aku sudah lapar, sekalian nanti belikan untuk Rindwan. Setelahnya kita kembali ke kantor, nanti aku tugaskan Tino menemani Ridwan."

Mereka duduk di meja tengah yang masih kosong.  Pesanan akhirnya datang.

"Permisi Pak, ini makanannya," ucap pelayan sembari meletakkan makanan di meja mereka.

"Terima kasih Mbak," ucap Eni.

CEO dan Eni menikmati makan siangnya. Keadaan hening pikiran masing-masing berselancar entah ke mana.

Usai makan CEO merogoh kantongnya. Dompet kini di tangannya. Dia memanggil pelayan kantin lalu menanyakan biaya semuanya. Lembaran merah berpindah ke tangan pelayan kantin. Mereka berdua melangkah ke kamar Ridwan.

"Makanlah, besok sudah diizinkan pulang," tutur CEO memberi semangat.

"Baik Pak, terima kasih."

CEO dan Eni berpamitan
Malam terasa dingin sontak bu Sita terbangun dari tidurnya. Dia teringat akan anak lelakinya yang sudah lama merantau.

"Anakku Ridwan ada apa denganmu Nak, perasaan ibu tidak enak. Moga tidak terjadi sesuatu," Bu Sita bermonolog.

Dalam kerinduannya terhadap Ridwan membuat Bu Sita sedih.

Air matanya bercucuran menganak sungaidoa. Lantunan doa pun terucap di bibirnya.

Ayah Sita tersentak mendengar suara tangisan. Dia pun bangun lalu melihat  istrinya.

"Ada apa Bu, mengapa menangis? tanya ayah Sita.

Bu Sita menceritakan yang sebenarnya. Ia kuatir akan anaknya Ridwan.

"Anak kita baik-baik saja Bu. Sudah tidurlah nanti jadi sakit," pinta ayah Sita.

Ibu Sita menuruti apa kata suaminya.

Bu Sita merebahkan tubuhnya kembali walau pikirannya masih kepada Ridwan.

Suara ayam di pagi hari membangunkan Ibu Sita.

Sita aru saja bangun dari tidurnya, lantunan doa terucap dibibirnya. Usai berdoa Sita tak lupa merapikan tempat tidurnya. Ia bergegas melangkah ke dapur.

Ternyata ibunya sudah bangun lebih dahulu.

"Selamat pagi Bu, ternyata ibu sudah bangun," ucapnya sopan.

Dia pun membantu ibunya mencuci sayuran.

Masak sudah selesai, Sita meminta ibunya segera membersihkan tubuhnya.

Bersambung....

Jakarta, 11 Oktober 2233

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun