@Cerpen
Luka yang Mendera
"Pergilah, kalu itu maumu. Tak usah kembali lagi! Kirin tak kuat lagi menahan luka yang sekian lama bertengger di dadanya. Tidak ada lagi kedamaian dalam bahterah mereka. Setiap malam Dodi suaminya meninggalkannya di rumah mungil yang menjadi tempat tinggal suami Istri yang masih seumur jagung.
Prang, semuah piring dihempas ke lantai, tersentak Kitin mendengarnya. Kirin bergeming, tak ingin dia menoleh laku suaminya itu.
Suara pintu yang terdengar kencang, saat Dodi ke luar meninggalkan Kirin.
Sunyi sepi, saat Dodi meninggalkan Kirin. Tak ada lagi hentakan suara dan benda yang mrlayang.
Hanya air mata yang menganak sungai membasahi pipi Kirin.
"Mana janji manis yang kau ungkapkan dulu Mas, saat kita bercinta dulu? Semuanya hampa belaka!
Walau engkau menyakitiku, aku tetap berharap kita akan berdamai lagi. Aku tetap berdoa untuk meluluhkan hatimu yang keras bagsi batu karang.