Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Gubernur Sumsel ‘Dikepung’ 4 Bupati / Walikota

8 September 2012   13:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:45 572 0

Didaerah lain, belum ada bupati / walikota yang ‘mengepung’ Gubernurnya sendiri. Tapi di Sumsel sejarah itu tak lama akan terjadi. Keempat bupati dan walikota itu antara lain: Walikota Palembang Eddy Santana Putra, Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti, Bupati Ogan Komering Ulu Timur Timur Herman Deru, dan Bupati Ogan Komering Ilir Ishak Mekki.

Pertarungan politik di Sumsel ini, akan berimplikasi terhadap cara pandang masyarakat. Setidaknya, masing-masing Bupati / Walikota yang mencalonkan diri, sudah memegang kekuatan daerahnya sendiri. Artinya, dari sebelas kabupaten / kota di Sumsel, hanya menyisakan tujuh daerah yang kemana akan melabuhkan dukunganya saat Pilgub di gelar.

Kabar  dikepungnya incumbent Alex Noerdin ini, sudah nyaring terdengar masyarakat. Alat peraga yang sudah mewabah kemana-mana, menjadi bukti mereka serius untuk mencalonka diri sebagai Gubernur Sumsel. Bahkan, iklan di berbagai media massa lokal, tiap hari menghiasi bacaan warga. Artinya apa? Gubernur Sumsel saat ini,mau tidak mau harus memperbaiki kinerja dan citranya kembali dimata masyarakat Sumsel. Bagaimanapun, pengaruh bupati dan walikota di daerahnya, lebih bisa dipercaya dibandingkan Gubernur—yang notabene jarang bertemu dengan akarrumput di daerah.

Muskil memang Alex Noerdin untuk bisa menang. Apalagi, keterlibatan dirinya dalam Pilgub DKI, sedikit banyak sudah mempengaruhi persepsi warga Sumsel, bahwa ia tak menunaikan janjinya untuk memimpin Sumsel selama lima tahun. Terlebih hasilnya ia kalah. Bahkan, suara yang diperoleh tidak kompetitif atau selevel dengan calon lain yang di usung oleh Partai Politik seperti Foke, Jokowi dan Hidayat Nurwahid. Celakanya, ia justru kalah oleh calon perseorangan.

Kendati demikian, bukan tak ada isu yang bisa Alex Noerdin ‘jual’. Setidanya, ia adalah suksesor Sea Games ke-26 di Palembang yang glamour dan sukses. Pun begitu dengan sekolah dan berobat gratis. Namun, isu ini apakah masih laku di beli oleh masyarakat Sumsel? Saya menganalisis, kedua isu ini untuk kabupaten / kota tidak terjangkau oleh daya beli politik masyarakat. Sea Games hanya glamour di Palembang, sementara di daerah hanya sebagai penonton an sich. Lalu, sekolah dan berobat di Sumsel memang gratis, namun justru masalah yang timbul semakin pelik dan memberatkan masyarakat.

Hal lain,yang akan menjadikan Pilgub Sumsel lebih kaya makna dan gengsi dibanding Pilgub DKI adalah, rusaknya tatanan primordialistik yang masih kental di masyarakat. Sementara, hubungan kekerabatan dan kedaerahan di Sumsel, akan menjadi salah satu lumbung suara bagi siapa saja yang mencalonkan diri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun