Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Situs Newsweek Ditutup, Bisnis Dotcom Indonesia Meletup

19 Juli 2011   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 388 2
[caption id="attachment_120129" align="aligncenter" width="640" caption="laman depan situs newsweek.com menggunakan screen capture"][/caption] MAJALAH online yang memiliki pengaruh besar di Amerika, Newsweek.com, hari ini resmi ditutup. Halaman situsnya hanya menampilkan isi yang diambil dari halaman Majalah NewsWeek. Sejak hari ini juga, media online tersebut hanya akan menjadi bagian kanal-kanal politik, bisnis, dan fashion yang ada di thedailybeast.com. Sejak 2008, Newsweek memang telah mengalami serangkaian kontraksi internal dan eksternal. Bahkan, kerugian sempat dialami menurun 38 persen dari 2007 sampai 2009. Pun, setelah merger dengan situs berita dan opini The Daily Beast, 2010 lalu, Newsweek masih tidak bisa diselamatkan.

Berita ditutupnya situs Newsweek.com, di Indonesia justru bisnis media online ini terus meletup. Sejumlah pemilik media televisi, berduyun-duyun membeli dan mendirikan media dotcom. Sebut saja misalkan, Chairul Tanjung pemilik TransTV dan Trans7—melalui Grup Para—membeli portal berita detik.com. Menurut Pemimpin Redaksi detik.com, Budiono Darsono, akuisisi 100 persen saham milik PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) oleh Grup Para, diharapkan bisa mendorong pendapatan keuntungan bersih perusahaan mencapai Rp 120 miliar pada tahun depan.

Kemudian, PT Visi Asia Media Tbk (VIVA), akhir tahun 2011, akan meluncurkan media baru yakni Viva Bola yang berupa media internet, Sport One Tv, dan Viva Games yang berupa media permainan online. Menurut Direktur Utama Viva, Erick Thohir, pengembangan usaha tersebut masuk dalam belanja modal (capex) dalam tiga tahun mendatang yang diperkirakan sekitar Rp 1 triliun. VIVA sendiri sudah mengoperasikan VIVAnews.com.

Tak kalah bersaing, okezone.com dibawah payung MNC Group terus melakukan inovasi situsnya dan memproklamirkan diri menjadi portal berita masuk tiga besar di Indonesia. MNC sendiri sudah memiliki  RCTI, MNCTV, dan Global TV. Disaat yang bersamaan, Kompas juga terus menjadi leader situs berita melalui Kompas.com dan sosial media yang memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia, Kompasiana.com.

Pertumbuhan meletupnya bisnis media online ini senyawa dengan sebuah penelitian yang dilakukan Nielsen Media. Bila merujuk hasil Survei Media Index, lima tahun lalu, menunjukkan penetrasi media cetak terhadap pembacanya semakin menurun sejak tahun 2005. Hasil survei Nielsen menunjukkan bahwa angka pembaca koran semakin menurun secara signifikan, dari perolehan 28 persen pada kuartal pertama tahun 2005 menjadi hanya 19 persen pada kuartal kedua tahun 2009. Wallahua'lam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun