“Semoga rahmat Allah SWT selalu dilimpahkan kepadanya. Sarinah ini yang mendidik aku, membantu Ibuku, membantu Bapakku untuk mendidik aku, mendidik cinta kepada rakyat jelata, mendidik mengerti bahwa segala sesuatu di negeri kita ini tergantung daripada rakyat jelata”(Soekarno)
adalah seorang wanita biasa dari kalangan rakyat jelata. Dia bekerja tanpa pamrih. Karena loyalitas dan pengabdiannya itu, Presiden Soekarno mengabadikan namanya menjadi sebuah Departemen Store, Sarinah, yang kini berdiri megah.
Makanya, logo Sarinah disimbolkan dengan gambar seorang wanita bersanggul dengan lima kuntum bunga melati. Desain logo itu, berada dalam huruf S besar yang berfungsi sebagai pengikat. Logo Sarinah Department Store itu, merupakan penghormatan Soekarno atas jasa-jasa Sarinah.
Bagi Soekarno, Sarinah bukan hanya pengasuh. Sarinah adalah potret zaman yang memberikan inspirasi sekaligus memengaruhi karakter dirinya, sekaligus mengilhami cara mencintai rakyatnya.
Ya, Sarinah sendiri, tidak hanya mengajak Soekarno kecil bermain, memandikan dan menyuapi makanan. Perempuan itu yang sering membacakan cerita-cerita pengantar tidur bagi Presiden pertama RI. Belaian lembut dan kasih sayangnya, telah memberikan kenangan terindah dan layak dikenang sepanjang zaman.
Sarinah, tentu bukan hanya sebuah nama. Sarinah Departement Store adalah simbol kelanggengan untuk mempertahankan desakan bisnis retail yang booming saat ini. Wajar pula, jika manajemen sudah menetapkan visi Sarinah 2027, sebagai department Store dengan konsep bernuansa budaya Indonesia, dan harus menjadi salah satu pemain global.
Ya, bagi saya, Soekarno adalah Presiden RI yang tak hanya menghargai perempuan, juga seorang pemimpin sekaligus arsitektur yang visioner. Sebagai Presiden, ia berpikir lokal bertindak global. Seokarno tidak membuat dinasti. Ia memberikan kenangan kebendaan dan kenangan perasaan bagi bangsanya.
Selain Sarinah, bangunan lain yang menjadi kebanggaan adalah Gedung Olahraga (Gelora) Bung Karno dan Tugu Monas. Keduanya, sudah menjadi kebanggan Indonesia dan bisa dijadikan kebanggan dengan Negara luar. Bahkan, salah satu kenangan perasaan yang tak akan dilupakan adalah kemerdekaan dari penjajahan melalui PROKLAMASI 17 Agustus 1945 Wallahu'alam. (sumber foto: google)
(Tulisan ini terinspirasi dari buku The Power Of Vision: (Sebuah Pergulatan Transformasi “Sang Dewi” Sarinah (2008)