pada zaman dahulu masyarakat masih mempercayai dengan adanya kepercayaan Animisme dan Dinamisme. yaitu kedua kepercayaan tersebut dengan menggunakan suatu paham yang disebut menyembah suatu berhala. misalnya suatu makam, pohon yang ada penghuninya, atau gunung kawi (pesugihan), gunung yang di indonesia disebut-sebut bermanfaat untuk keuntungan pada seseorang mendapatakan harta yaitu uang dan kekayaan yang lainya. pada saat ini di indonesia masih separoh umumya masih menganut kepercayaan tersebut animisme dan dinamisme. kepercayaan tersebut adalah sebagai kepercayaan yang turun temurun dari nenek moyang terdahulu sampai ke generasi penerus. sebenarnya suatu kepercayaan adalah dimana sesorang atau yang disebut masayarakat mempunyai pegangan untuk percaya kepada sang Khaliq.
Di indonesia ini masih terdapat pembagian islam yang dibagi dalam beberapa alira-aliran menuju ke agama islam, misalkan saja aliran Nahdlatul Ulama, Ahmaddiyah. Muhammaddiyah, dll. setiap orang mempunyai hak untuk beragama dan beribadah kepada Tuhan masing-masing, akan tetapi dalam islam masih berpedoman aliran-aliran islam masih dibagi dalam organisasi atau aliran yang saya sebutkan diatas. kepercayaan adalah suatu yang sangat penting untukk masayarakat dimana masyarakat itu hidup untuk beragama. pada dasarnya suatu kepercayaan yang dianut nenek moyang sampai sekarang belum punah atau masih berkreasi dalam kehidupan masayarakat yang awam dallam dunia yang sudah modern ini.
menurut sosiologi agama yaitu definisi yang empiris, yaiti sisitem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal.
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacralb. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembangc. masyarakat-masyarakat industri sekuler
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Agama, konflik dan masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.