Berita ini menjadi "kabar yang sangat baik" terhadap pencapaian bagi Selandia Baru dalam menangani Covid-19 dan menjadi contoh bagi banyak negara dalam memerangi wabah ini, pungkas Ashley Bloomfield selaku Dirjen Kementerian Kesehatan Selandia Baru pada Senin 8 juni 2020.
Hingga Senin 8 juni 2020. , dikutip dari laman resmi John Hopkins Coronavirus Resource Center mencatat sedikitnya 1.154 orang terinfeksi virus dengan total kematian mencapai 22 orang dengan pasien sembuh sebanyak 1132 orang sejak virus ini mewabah di Selandia Baru. Berdasarkan laporan tersebut, negara Pasifik Selatan yang bertetanggaan dengan Australia ini mencatat 0 kasus positif Covid-19 sejak dua pekan yang lalu.
Tidak adanya kasus Covid-19 di Selandia Baru sejak dua minggu terakhir, Pemerintah Selandia Baru mengadakan konferensi melalui Perdana Menteri Jacinda Ardern dengan resmi mencabut aturan pembatasan yang diterapkan untuk memberantas Covid-19 mulai Senin tengah malam 8 juni 2020.
Tetapi, ada satu hal ketentuan yang masih diberlakukan yaitu melakukan kontrol terhadap pembatasan negara dan mencegah orang masuk ke Selandia Baru.
Melalui konferensi tersebut Jacinda Ardern menjelaskan kepada warga Selandia Baru untuk kembali bebas melakukan aktivitas normal seperti biasanya seperti tanpa batasan jumlah, larangan berkumpul, kegiatan yang bersifat publik maupun pribadi. Sedangkan untuk sektor usaha seperti ekonomi dan ritel juga diperbolehkan untuk bergerak secara normal.
Keberhasilan Selandia Baru dalam melawan Covid-19 tidak terlepas dari sosok pemimpin Jacinda Ardern. Perdana menteri yang berasal dari Partai Buruh Selandia Baru ini berhasil memerangi virus Covid-19 dengan baik.
Sebagai seorang pemimpin, Jacinda Ardern memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi para bawahannya untuk menetapkan sejumlah langkah-langkah strategis dalam memerangi virus Covid-19.
Hal ini berdasarkan pendapat Yulk (2010), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh, motivasi, sehingga membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Dengan demikian, Jacinda Ardern sebagai Perdana Menteri Selandia Baru memiliki kewenangan untuk menetapkan sejumlah keputusan dalam pengambilan kebijakan  untuk memerangi virus Covid-19.
Keberhasilan Jacinda Ardern dalam memerangi Covid-19 di Selandia baru tentunya juga didukung oleh gaya kepemimpinannya. menurut Hasibuan dalam bukunya "manajemen sumber daya manusia" kepemimpinan sebuah cara yang dilakukan sebagai langkah di dalam mempengaruhi karyawan atau bawahannya, sehingga dapat bekerja sama di dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam memerangi virus Covid-19, Jacinda Ardern manganut gaya kepemimpinan demokratis yang ditunjukan melalui adanya kolaborasi antar berbagai pihak pemerintah, NGO, dan swasta dalam memerangi covid-19 di Selandia Baru.
Gaya Kepemimpinan demokratis yang dianut oleh Jacinda Ardern dapat terlihat dari  sejumlah kebijakan yang Ia lakukan dalam memerangi Covid-19 di Selandia Baru sebagai berikut :
1. Kesiagaan Pemerintah Dalam Pencegahan Covid-19 Dengan Penetapan Lockdown Nasional
Dalam mencegah terjadinya penyebaran Covid-19, tepatnya 3 februari 2020 Pemerintah Selandia Baru telah memberlakukan lockdown nasional meskipun belum ditemukannya kasus Covid-19. Melalui Perdana Menteri Jacinda Ardern menetapkan status Covid-19 menjadi level 3 dengan menutup pusat pendidikan, melarang membuat kerumunan, dan menyarankan masyarakat berkonsultasi dengan dokter secara daring. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2020, Jacinda Ardern menetapkan status Covid-19 naik menjadi level 4 dengan merubah kebijakan pembatasan lebih ketat di seluruh wilayah Selandia Baru dan menghimbau  agar masyarakat tetap untuk berada dirumah.
Tidak hanya itu kebijakan ini juga selaras dengan pendapat ahli Mikrobiologi Universitas Auckland, Siouxsie Wiles yang menyebutkan kebijakan lockdown nasional dilakukan karena berhubungan dengan kondisi rumah sakit di Selandia Baru yang tidak banyak memiliki fasilitas perawatan intensif. Dengan alasan tersebut, apa yang di lakukan Jacinda Ardern dalam penerapan Lockdown merupakan tindakan yang tepat dalam mencegah penyebaran covid-19.
2. Tes Berskala Besar-Besaran Terhadap Masyarakatnya
Tak cukup hanya memberlakukan kebijakan lockdown sebagai upaya pencegahan wabah Covid0-19, Jacinda Ardern memerintahkan seluruh masyarakat untuk mengikuti tes Covid-19. Berdasarkan data yang di dapat dari  situs Kementerian Kesehatan Selandia Baru, hingga 8 Juni 2020 Selandia baru sudah memeriksa 259.901 penduduk. Dengan jumlah yang begitu besar mengambarkan selandia baru tidak main main di dalam memerangi wabh covid-19.
Menurut Ardern, Rata-rata kasus positif Covid-19  di Selandia Baru kurang dari 1 %.  Dengan rata rata yang begitu kecil Selandia Baru di  konfirmasi sebagai negara yang berhasil memerangi covid-19.
3. Kolaborasi Dengan Berbagai Elemen.
Tak hanya berperan sendiri, keberhasilan Selandia Baru dalam memerangi Covid-19 juga di dasari dengan adanya kolaborasi yang dilakukan antara pemerintah, parlemen, organisasi non profit (NGO), hingga media massa dalam melawan Covid-19. Masyarakat yang sangat peduli dengan kondisi juga menenggang kaada dengan cara mematuhi setiap kebijakan pemerintah seperti tes masal, Lockdown dalam pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Sedangkan dari sisi Medis juga bekerja sekuat tenaga untuk melawan Covid-19. Â Tak luput peran media juga menjadi pusat informasi terkini mengenai penyebaran Covid-19.
4. Keharmonisan Komunikasi Antara Pemerintah dan Masyarakat di Masa Pandemi
gaya kepemimpinan demokratis yang dimiliki Jacinda Ardern sangat terlihat dari gaya komunikasinya yang sangat baik. Komunikasi yang baik ini terlihat jelas dari transparansi pemerintah untuk menyampaikan perkembangan Covid-19 secara terbuka tanpa ada yang di tutupi, ssehingga massyarakt mengetahuai kebenaran yang terjadi. Selain itu, masyarakat juga percaya kepada pemerintah terhadap data ilmiah yang diberikan mengenai perkembangan Covid-19 di Selandia Baru.
Baiknya Komunikasi yang dimiliki Jacinda Ardern terlilihat dari koordinasi antara Jacinda Ardern dan Ashley Bloomfield, selaku Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru. Dalam hal tersebut, melalui konferensi pers perkembangan Covid-19, Ardern senantiasa menyerahkan setiap pertanyaan yang berbasis ilmiah kepada Bloomfield. Selain itu, Jecinda Ardern juga menjaga komunikasinya dengan tim medis dan menghargai semua masukan dari tim medis untuk mempertimbangkan kebijakan yang di ambilnya. Sehingga, kebijakan yang di ambil tidak menimbulkan konflik komunikasi  antara dirinya (pemerintah) dan tim medis.