Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menahan Malu untuk Sekolah Gratis

29 Oktober 2011   16:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18 115 0
Kesadaran sosial bangsa kita masih sangat rendah,memanusiakan-manusia sudah jarang dirasakan oleh manusia golongan rendah seperti saya.

Senantiasa dicurangi dalam segala kepentingan.

Mulai dari kepentinga pribadi maupun kepentingan bersama.

Saya ambil contoh ketika saya duduk dibangku SMK dulu,setiap tahun ajaran baru,saya mendapat bantuan dana dari pemerintah,bukan karena kepintaran atau kejeniusan saya,melainkan karena ketidakmampuan saya membayar tetek mbengeknya administrasi sekolah yang mahalnya minta ampun.

Empat mata dengan Bapak Kepala Sekolah sudah jadi jambalan tiap bulan. Tanda tangan saat pelajaran berlangsungpun sudah sangat biasa,hingga teman sekelasku paham bahwa saya orang yang tidak mampu membayar uang sekolah sehingga mendapatkan biaya tambahan dari pemerintah.Bayangkan jika anda sebagai saya kala itu,mungkin anda akan mengendepankan rasa malu anda,tapi saya tidak...!! bagi saya rasa malu adalah nomor akhir dalam kamusku.

Hingga lama kelamaan syaraf maluku mati.Mungkin begitulah cara Pemerintah mendidik mental generasi muda penerus bangsa. Dipermalukan perlahan-lahan dimuka umum. Hingga minder,dan menjadi generasi yang mentalnya minus.

Penderitaan kami (orang-orang yang medapat bantuan sekolah) tidak berheti cukup sampai disitu.
persyaratan dari sekolah ketika mendapatkan bantuan adalah harus melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa tempat tinggal kita.

Dalam hati kami selalu tertanam agar jangan bosan bolak-balik ke kelurahan,hingga mungkin kami lulus sekolah nanti.

Hingga saya paham betapa goblok' dan bobroknya orang dikelurahan,saya jadi geli mengingatnya.

Kenapa,karena pada saat kami meminta surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Corat-coret corat-coret dan simsalabim surat pun jadi, saya dimintai unag tahu diri alias bayaran buat kelurahan.

betapa bodonya itu pegawai,orang saya dating kesini meminta surat keterangan tidak mampu ko' malah dimintai uang macam itu,ya jelas ga ada dong pak. Kecuali saya minta surat melegalkan Babi ngepet atau sejenisnya,lha pasti akan saya kasih sesuatu.

yang seharusnya dimintai kan pegawainya ,yang sudah berseragam coklat-coklat itu,ko'malah saya seorang pelajar yang notabene orang yang susah.

kan aneh.

dan kejadian itu berlangsung dari tahun ketahun,mungkin hingga kiamat.

amit-amit.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun