Memang Enceng gondok bisa dimanfaatkan sebagai komoditas kerajinan seperti tas, korden, taplak meja, hiasan dinding, sandal, batal kursi dan dompet, bahkan kerajinan ini mampu mencapai pasar manca negara. Namun demikian di beberapa wilayah yang belum mampu mengelola dan memanfaatkan gulma potensial ini sering dibuat pusing sebab dampak negatif seperti mempercepat pendangkalan, mengganggu lalu lintas air, meningkatkan habitat vektor penyakit pada manusia dan menurunkan estetika linkungan perairan. Bahkan di tempat-tempat tertentu sepert bendungan tumbuhan asal Brasil ini dapat merusak mesin turbin. Selain itu bagi pengangkutan yang menggunakan sungai sebagai sarana transportasi enceng gondok dapat menghambat laju perahu.
Terlepas dari manfaat positif tersebut beberapa waktu lalu ada kegiatan pembersihan Enceng Gondok di daerah wisata Rawa Pening, Bawen, Kabupaten Semarang. Terlihat ribuan relawan yang terdiri dari anggota TNI, Polri, komunitas pecinta alam, SAR, BPBD, kelompok mahasiswa, sampai masyarakat umum membaur menjadi satu untuk membersihkan Rawa Pening yang mulai mengalami sedimentasi. Memang bila tidak mendapat penanganan khusus justru akan dapat merusak ekosistem perairan. Sebagai masyarakat saya mengapresiasi kegiatan Gugur Gunung seperti ini. Diharapkan lingkungan perairan terutama rawa dapat terjaga kebersihan dan keindahannya sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan begitu perekonomian masyarakat sekitar dan pemerintah juga akan meningkat.