Memang betul juga apa yang diucapkan Ibu saya pada saat itu, banyak teman-teman saya yang makan hanya dengan lauk garam, kecap atau cabai rawit yang digerus dengan garam. Bahkan kalau saya bermain ke pesawahan atau daerah pertanian sayur-mayur banyak buruh tani yang sarapan hanya dengan nasi dan cabai rawit zonder garam!
Kalau membandingkan kenangan masa lalu dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini saya jadi miris sendiri mengingat harga garam semakin mahal dan harga cabai rawit yang naik gila-gilaan. Apakah pada saat ini garam dan cabai rawit masih identik dengan menu kaum miskin? Saya meragukan itu begitu melihat tayangan berita seorang gelandangan renta makan daging tikus!