Karena kami, empat orang lainnya sangat konsentras "tingkat dewa" dengan pertandingan yang cukup ngeselin ini gara-gara miskin Score/miskin Goal, kami tidak terlalu gubris statement itu teman.
Eeeh...sampai akhirnya ada temen lainnya yang nyeletuk gini : "Dia kan udah gak perawan"..ga ada geledek..gak ada perbaikan jalan...tiba-tiba ada yang ngomong begitu. Padahal seharian tema kami adalah SOCCER 4 LIFE!
Baru lah kepala kami "perlahan tapi pasti"Â mengalihkan arah dari TV LCD Samsung segede gambreng itu menuju ke kepala teman yang mendadak jadi "wartawan infotainment" dalam hitungan kurang dari 5 menit ini.
Salah satu teman lagi bilang : "Lo tahu dari mana sih kalo dia udah gak perawan??" tanya-nya dengan penuh keheranan. "Kan dia pernah aborsi", jawab teman "infotainment" dadakan tadi. Yg keheranan makin super heran, dia tanya lagi: "Trus, lo tau darimana lagi kalo dia pernah aborsi??"..."Kan arisan nyokap-nyokap maren pada cerita-cerita...terus nyokap cerita ke gw".
Saya gak mau bahas mengenai gosip dan asal muasalnya, karena ya namanya gosip dimana-mana penuh dengan muatan negatif nya ketimbang positifnya. Biasa laah...kebanyakan "modifikasi"-nya ketimbang cerita benernya.
Saya mau tanya...seberapa pentingnya keperawanan itu? Apa itu keperawanan sampai jadi "TEMA" dashyat untuk sebuah keputusan pernikahan sampai sampai kami tidak nonton 20 menit sisa pertandingan tadi??Apakah kesucian sebuah pernikahan hanya diukur dari keperawanan si mempelai wanita?Bagaimana dengan keperawanan si mempelai Laki-lakinya?
Setahu saya..oh ya..saya ingetin..pelajaran biologi saya sama jeleknya dengan nilai bahasa Indonesia saya..
Setahu saya, keperawanan seorang wanita dalam ilmu biologi atau anatomi itu berupa selaput membran yang ukurannya hanya dalam ukuran beberapa milimeter saja. Tapi apa fungsinya?Tolong rekan dari bidang biologi atau kedokteran bisa beri informasi yang tepat. Atau siapa saja asalkan Anda bukan termasuk dari ke-empat teman saya tadi itu.
Fungsi pokok-nya saja saya belum jelas paham, lalu apa kaitannya dengan pernikahan, dimana laki-laki disini menjadikan "TEMA PENTING" untuk kesucian sebuah pernikahan. Lalu bagaimana dengan "keperawanan" seorang laki-laki. Apakah keperjakaan laki-laki juga dijadikan tolak ukur kelayakan pernikahan? Bagaimana cara pembuktiannya?
Baik saya saat masih perjaka maupun sudah tidak, sampai detik ini masih tidak paham betul-betul kenapa keperawanan begitu pentingnya dijadikan acuan bahwa seseorang layak dinikahin atau tidaknya. Apa orang tidak perawan lagi pasti tidak mampu menjalankan rumah tangga dengan baik?? Jika jawabannya tidak, apakah yang masih perawan/perjaka pasti bisa??
Kalau itu meng-atas namakan "adat/budaya timur", apakah keunggulannya berkenaan dengan pertanyaan sebelumnya (jaminan perawan lebih baik/suci dsb-nya?).
Kok kesan yang saya tangkap sebuah pernikahan itu kayak kita mau beli Smartphone harga 5 juta keatas, tapi ternyata bukan barang segel atau barang baru, alias second atau rekondisi. Apa iya cowok anggap seorang cewek yang dia mau nikahi seperti itu?
"Yaa..mang lo mao dapet barang bekas" cela seorang teman kolot (padahal dia S2 dari Singapore).
Saya bales lage " Yaa emang bini lo tau kalo lo juga udah "botol bekas" sebelum married kemaren itu??....semua ketawa sinis karena kita sama-sama tahu kapan keperjakaan kita "menghilang" dari dunia ini. Tapi ssssttt...tolong rekan-rekan kompasiana jangan blow up ini ke media massa ya (jiaaahhh...*gubrak*)
Dari kita berlima cowok saja pandangan sudah beda-beda, ada yang bilang itu penting, ada yang bilang tidak penting, ada yang kasih jawaban ngawur karena udah negak satu pitcher HEINEKEN sendirian, ada yang bilang "kalo dapet (yg perawan) syukur, kalo enggak juga gak papa".
Buat saya, yang jadi tema bukan perawan atau tidak lagi, tapi justru faktor penyebab kehilangan keperawanannya itu kenapa? Disengaja atau tidak? Berhubung saya bukan orang "suci", saya tidak masalah dapat jodoh tidak perawan kalau memang dia sudah cerai atau karena mungkin profesi (ballerina, mungkin atlet motor cross atau balap sepeda).
Tapi buat saya , yang jadi permasalahan kalau dia (si doi) hilang keperawanan saat dia masih pacaran/tunangan sama saya, tapi "hilang"nya sama cowok laen?? What the....itu "enggak banget" dech..sorry...terserah Anda mau bilang saya egois, kampungan, kolot , terserah...yang satu-satunya saya gak bisa terima seperti itu.
Saya tidak mau nyindir wanita dengan pekerjaan tertentu berkaitan dengan tema ini (entah PSK/Pelacur/Hooker/Bisyar dll semacamnya), tapi justru yang harus kita "najiskan" bukan perawan tidaknya, melainkan apakah dia melacur atau tidaknya dengan orang lain. Mau itu karena alasan duit atau senang-senang saja atau bahkan demi karir. Itu yang harusnya kita jadikan "TEMA NAJIS". Bukan hanya asal ngomong "dia gak perawan lagi".
Tapi bagaimana kalau cewek yang masih "gadis" tapi sudah dapat laki-laki yang tidak perjaka??Apa tanggapan sejujurnya ya kalau ternyata itu (status) dijadikan syarat utama untuk menikah, tapi ternyata setelah menikah itu cowok ketahuan sudah tidak "segel doos" lagi?? Mau complaint kemana wanita itu setelah menemukan kebenaran bahwa cowoknya tidak perjaka lagi?
Oh ya btw, saat ngerumpi malem itu, ada teman juga yang cerita kalau "keperawanan" itu bisa dibeli. Maksud saya begini, jika ada seorang perempuan yang sudah tidak perawan lagi, ternyata kalau dapat jodoh dan jodohnya itu minta perawan atau supaya gak "ketahuan belangnya itu", maka perempuan yang tadinya gak perawan lagi, bisa ke dokter (atau rumah sakit atau klinik ) bisa dioperasi/dijahit menjadi perawan lagi.
"WOW..bisa "sempit" lagi doonk" kata temen yang lainnya. Nah loh...bukan cuma Smartphone saja yang bisa semakin smart, bukan Computer atau Mobil saja yang bisa dimodifikasi, tapi Miss-V pun bisa di"tambal sulam"/disulap jadi "segel doos" lagi.
Ga tahu benar atau tidak, yang pasti ; apakah status (perawan/perjaka) ini benar-benar penting di adat ketimuran dalam menentukan masa depan pernikahan? Apa jaminannya??Kesehatan??Agama??Kebersihan fisik??Betul bersih?Betul sehat?Betul jaminan OK??
Yang penting di saya;Â Barca menang lagii...hehehehehehe(www.gak-nyambung.com/stress)
Salam kompasiana,
Zack