Tidak jauh di bawah jembatan itu ada pohon yang cukup lebat yang konon katanya terlihat ada penampakan kuntilanak. YA...kuntilanak (bener gak nulisnya?)...yang mana sedang heboh karena ada sang maestro (dukun atau ahli tangkap roh gaib) yang sedang serius melakukan pekerjaannya untuk menangkap mahluk "mistik" tersebut dengan segala macam jurus dan perlengkapannya. Mana macet..mana capek..letih lesu suntuk laper karena pekerjaan..saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah saja. Pagi-pagi sudah dapat broadcast massage di BBM bahwa "acara heboh" kemaren terekam dan sudah beredar di dunia maya (a.l : Youtube dan VU Clip). Beragam komentar dilontarkan, begitu pula di kantor jadi bahan omongan makan siang.
Saya gak mau komentar tentang si Kuntilanak, karena saya tidak kenal dia, saya tidak pernah kerja satu kantor sama dia, saya juga gak pernah dapat mata kuliah tentang mahluk gak jelas ini. Terlepas ada tidaknya eksistensi ini mahluk, justru saya mau komentarin orang yang komentar :
1. Kok bisa2xnya belum kenal atau paham dengan mahluk tersebut (seluk beluk dll-nya), sudah bisa "maen hakim" bilang itu adalah Kuntilanak??bukan kuntilbapak, bukan kuntilemak, bukan alien, bukan efek visual dari pihak tertentu??
2. Anggap dia (Kuntilanak) itu benar2x ada, lalu kenapa, bagaimana kita bereaksi kan belum pernah ada SOP atau Sosialisasi dari departemen atau Lembaga yang terkait?
3. Ini kan bangsa yang meng-claim sebagai bangsa yang katanya religius, kan harusnya percaya pada Tuhan saja (terserah mau agama-nya apa), lalu kenapa bukannya beribadah doa kepada Tuhan-nya, tapi malah serius tidak bergeming penasaran setengah mati konsentrasi untuk mencari dan melihat sendiri mahluk-mahluk yang konon katanya "jahat" ini??Apa untungnya??apa khasiatnya??apa manfaatnya??buat macet heboh aja yang dirasakan pengguna jalan kemarin. >.<"
Di Jakarta macet sudah bukan barang mahal lagi, sudah kita direpotkan dengan kedisiplinan pengguna jalan yang mental nya seenak jidat, belum lagi ditambah kondisi jalanan yang tidak layak, ditambah lagi acara penampakan mahluk-mahluk yang mungkin juga sedang mengalami stress di dunia-nya atau nyasar karena nyari alamat kerabatnya?!?
Silahkan anggap tulisan saya ini sebagai cur-col (curhat colongan), tapi jika Anda di posisi saya kemarin, pasti lah Anda baru mengerti kenapa saya lebih benci macet ketimbang si Kuntil ini.
Salam,
Schnitzel
NB : artikel pertama gabung dengan kompasiana, maaf jika ada salah penulisan