Pada hakikatnya kitab yang terkenal dengan pembahasan ilmu gramatikalnya ini  mengandung banyak filosofi yang tidak banyak diketahui di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak yang mempelajarinya diluar pembelajaran bahasa Arab. Hal tersebut bukanlah suatu yang tidak wajar, justru membuka wawasan untuk banyaknya masyarakat yang sedang mempelajarinya terlebih dari mereka yang bukan dari kalangan pesantren.
Salah satu hal yang dapat dijadikan contoh adalah korelasi anatara kitab aljurumiyah dengan ilmu keorganisasian. Bab pertama dalam kitab ini membahasa tentang kalam yang mana mempunyai arti kalimat (dalam bahasa Indonesia). Dalam pembahasan awal pastinya sudah tidak asing lagi dengan kalimat al kalamu huwa al lafdhu al murokkau al mufidu bil wad'iy. Dari kalimat ini mempunyai makna bahwa kalimat itu adalah suatu lafadh yang tersusun, berfaedah dan disengaja (apabila mngucapkannya).
Sangat jelas sekali bahwa sebuah organisasi diperumpamakan dengan al kalamu yang di dalamnya tersusun oleh beberapa elemen yang dalam setiap apa yang dilakukan, setiap program kegiatan yang dilaksanakan, setiap apa yang didiskusikan oleh suatu organisasi menuai manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain dan dilaksanakan dalam keadaan sadar tidak terpaksa.
Selain korelasi dalam ilmu keorganisasian, kitab ini dapat ditafsirkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan yang lain. Namun pun tak sedikit juga yang menyalahgunakan penafsiran keilmuan aljurumiyah menjadi penafsiran ilmu yang tidak sebaiknya dipelajari.